Pantau Flash
HOME  ⁄  Sepakbola

Football Institute Bandingkan Performa STY, Kluivert, dan Vanenburg di Tahun Pertama

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Football Institute Bandingkan Performa STY, Kluivert, dan Vanenburg di Tahun Pertama
Foto: (Sumber: Pelatih timnas U-23 Indonesia Gerald Vanenburg dalam laga terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 melawan Korea Selatan U-23 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (9/9/2025). Laga ini berakhir dengan kemenangan Korea Selatan dengan skor 0-1. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)

Pantau - Football Institute merilis analisis performa tiga pelatih timnas Indonesia, yakni Shin Tae-yong (STY), Patrick Kluivert, dan Gerard Vanenburg, dengan menyoroti capaian di tahun pertama mereka.

Statistik Shin Tae-yong dan Vanenburg

Founder Football Institute Budi Setiawan menjelaskan bahwa capaian ketiga pelatih di tahun pertama tidak jauh berbeda, baik dari segi persentase kemenangan maupun jumlah pertandingan.

Shin Tae-yong mulai menangani timnas U-23 pada 2021 dengan catatan 21 laga: 11 menang, 10 kalah, tanpa hasil imbang.

Di tahun pertama, ia meraih dua kemenangan dari empat pertandingan atau 50 persen kemenangan.

Pada AFF U-23 perdananya, STY mempersembahkan medali perunggu lewat adu penalti melawan Malaysia, namun gagal meloloskan tim ke Piala Asia U-23 setelah kalah dari Australia.

Untuk timnas senior, STY memimpin hampir empat tahun dengan total 60 laga: 26 menang, 14 imbang, dan 20 kalah.

Di tahun pertama, ia mencatat 46,7 persen kemenangan dari 15 pertandingan, dengan prestasi terbaik runner-up AFF 2022 dan dua kemenangan penting di Kualifikasi Piala Asia.

Sementara itu, Gerard Vanenburg yang ditunjuk Juli 2025 telah memimpin delapan pertandingan timnas U-23 dengan hasil empat kemenangan (satu lewat adu penalti), dua imbang, dan dua kekalahan.

Catatan itu juga menunjukkan persentase kemenangan 50 persen, sama dengan yang diraih STY di tahun pertamanya.

Kluivert Bawa Indonesia ke Round 4

Patrick Kluivert resmi menggantikan STY sebagai pelatih timnas senior pada Januari 2025.

Dalam waktu singkat, ia harus menghadapi sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Meski kalah dari Jepang dan Australia, Kluivert berhasil membawa Indonesia lolos ke putaran keempat setelah mengalahkan China dan Bahrain.

Menurut Budi, pencapaian Kluivert tergolong luar biasa.

"Namun jika bicara tekanan mental dan suporter, Patrick Kluivert harus menghadapi tekanan lolos Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dan Gerard Vanenburg berada dalam tekanan lolos ke Piala Asia U23 dan Olimpiade 2028," jelasnya.

Budi menegaskan perbandingan antar pelatih tidak sepenuhnya relevan karena kondisi dan tantangan yang berbeda.

"Kredit tinggi layak disematkan kepada Patrick Kluivert karena berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 4 Kualifikasi Piala Dunia dengan lawan yang secara kualitas dan ranking berada di atas Indonesia tanpa mendapat kesempatan TC," tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan