Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Benarkah Media Sosial Bikin Insecure? Simak Penjelasannya di Sini

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Benarkah Media Sosial Bikin Insecure? Simak Penjelasannya di Sini
Foto: Ilustrasi - Seabrek platform media sosial. (iStockphoto.com)

Pantau – Ada anggapan yang menyatakan, media sosial bisa membuat penggunanya merasa insecure alias tidak aman dan nyaman. Benarkah demikian? Kenapa muncul anggapan seperti itu? 

“Anggapan tersebut perlu dibuktikan, mengingat hingga saat ini pengguna media sosial terus bertambah,” kata Pembina Utama Muda Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Maini Delti di Bengkalis, Rabu (15/5/2024).

Ia mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau untuk segmen pendidikan.

Maini Delti mengatakan, dunia digital banyak menyediakan aplikasi media sosial yang diikuti oleh miliaran akun anggotanya di seluruh dunia. Media sosial seperti Facebook, YouTube, WhatsApp, dan Instagram, kini memiliki lebih 2 miliar pengguna aktif.

”Meskipun di media sosial banyak kita temukan hal negatif yang dapat membuat orang insecure dan berdampak pada kesehatan mental, namun media sosial juga memiliki nilai positif yang bermanfaat bagi nilai kemanusiaan. Misalnya, memperoleh informasi, berjejaring, menjalin pertemanan dan persahabatan, bahkan mendapatkan keuntungan ekonomi,” jelas Maini Delti dalam webinar yang dipandu moderator Azka Said itu.

Untuk mengeliminasi dampak negatif media sosial, lanjut Maini Delti, warganet harus mampu menjaga privasinya. Selain itu, mereka juga perlu menjaga keamanan informasi dan kesehatan mental agar tidak terlalu terpengaruh dengan sebuah tampilan yang ada di media sosial.

”Ingat, ketidakseimbangan penggunaan media sosial juga memberikan dampak sosial. Karena media sosial dapat berdampak terhadap kesehatan mental penggunanya,” tutur Maini Delti dalam diskusi virtual bertajuk ”Apa Benar Media Sosial Bikin Insecure” itu.

Maini Delti menambahkan, penting bagi kita untuk meninjau dampak media sosial terhadap kesehatan mental kita dengan kritis. Meskipun media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk konektivitas sosial dan dukungan, kita juga perlu mengakui risiko dan dampak negatifnya. 

”Dengan menyadari hal ini, kita dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental kita saat terlibat dalam dunia digital yang semakin terhubung ini,” pungkas Maini Delti di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online dengan menggelar nonton bareng (nobar) di sekolah masing-masing.

Beberapa sekolah menengah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Bengkalis, di antaranya: SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6, SMAN 8, SMAN 9 Mandau, SMAS Cendana Mandau, SMAN 1 Pinggir, SMPN 8 Pinggir, SMPS Santo Yosef Pinggir, SMPS IT Mutiara Duri, dan SMPS IT IDBS. 

Dari perspektif berbeda, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro menyebut beberapa manfaat media sosial untuk dunia pendidikan. Di antaranya, untuk berkolaborasi dan pembelajaran berbasis komunitas dan berbagi sumber belajar. 

”Juga, untuk branding sekolah, komunikasi dan diskusi dengan follower, serta pengembangan profesional bagi seluruh warga sekolah,” imbuh Deny.

Sementara, drummer kelompok musik Hijau Daun Rio Aries Kusnanto yang bertindak sebagai key opinion leader diskusi, menyebut pentingnya pemahaman keamanan saat berada di dunia digital.

”Aktifkan 2FA (autentifikasi 2 faktor), ganti password secara berkala, hati-hati bertransaksi menggunakan wifi publik. Jangan lupa saring sebelum sharing, dan waspadai modus penipuan online agar tidak jadi korban,” jelas Rio Aries Kusnanto.

Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Bengkalis ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring. 

Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. 

Penulis :
Ahmad Munjin

Terpopuler