
Pantau.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) tetap mencatatkan kinerja perusahaan, yang positif pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya meski dibayangi pandemi COVID-19.
"Selama masa pandemi COVID-19, Pupuk Indonesia tetap membukukan kinerja yang baik dan mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019," kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana, di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Ia mengemukakan penjualan pupuk PSO pada periode Januari-Mei 2020 tercatat sebesar 3,93 juta ton. Sedangkan, volume penjualan pupuk komersial berhasil melonjak 47,45 persen dari 1,37 juta ton menjadi 2,01 juta ton dibandingkan kurun waktu yang sama di 2019.
Baca juga: Pupuk Indonesia Catat Rekor Produksi Tertinggi 11,8 Juta Ton
Pada periode itu, lanjut dia, penjualan pupuk komersial meningkat 38,35 persen menjadi Rp7,54 triliun dari Rp5,45 triliun. Kemudian pendapatan jasa juga meningkat 34,53 persen menjadi Rp4,13 triliun dari Rp3,07 triliun.
Sementara itu, laba tahun berjalan juga membukukan pertumbuhan 11,7 persen menjadi Rp1,6 triliun dari Rp1,43 triliun. Dalam operasionalnya, Pupuk Indonesia memiliki kiprah yang cukup baik, salah satunya adalah berhasil memecahkan rekor produksi pupuk tertinggi sepanjang sejarah perusahaan pada 2019 lalu yaitu sebesar 11.838.451 ton.
Dalam lima tahun terakhir atau periode 2015-2019, Wijaya Laksana menyampaikan Pupuk Indonesia Grup mencatatkan pertumbuhan produksi untuk produk pupuk mencapai lebih dari 1 juta ton. Pada 2015 dan 2016, tercatat angka produksi berada di level 10 juta ton, kemudian meningkat sejak 2017 menjadi 11,4 juta ton, 11,6 juta ton pada 2018, dan 11,8 juta ton pada 2019.
Baca juga: Mentan Dorong Pupuk Indonesia Produksi untuk Komoditas Ekspor
Tren yang sama juga terjadi pada produksi produk nonpupuk yakni amoniak. Wijaya mengemukakan, pada 2015 produksi amoniak perseroan mencapai 5,5 juta ton dan meningkat hingga 5,9 juta ton pada 2019.
"Penjualan produk pupuk dalam kurun lima tahun terakhir mencapai 61,7 juta ton yang terdiri atas penjualan pupuk subsidi sebesar 45,4 juta ton dan penjualan pupuk nonsubsidi sebesar 16,3 juta ton. Besaran penjualan pupuk bersubsidi sendiri selalu menyesuaikan dengan alokasi subsidi yang dimandatkan oleh pemerintah," papar Wijaya Laksana.
Sementara itu, kinerja keuangan konsolidasi perseroan juga terjaga dalam pertumbuhan yang baik. Wijaya Laksana menyampaikan pendapatan usaha bergerak fluktuatif namun tetap dalam tren yang positif, yang pada 2015 pendapatan perusahaan mencapai Rp66,2 triliun, sebesar Rp64,1 triliun pada 2016, Rp58,9 triliun pada 2017, Rp69,4 triliun, dan Rp71,3 triliun pada 2019.
Nilai aset perusahaan tercatat terus tumbuh sejak 2015 yang berada pada Rp91,8 triliun, menjadi Rp138 triliun pada 2018 dan kembali tumbuh pada 2019 menjadi Rp135 triliun.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta