HOME  ⁄  Ekonomi

Startup Penginapan Online Airbnb Dikabarkan Merugi 322 Juta Dolar AS

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Startup Penginapan Online Airbnb Dikabarkan Merugi 322 Juta Dolar AS

Pantau.com - Airbnb, startup yang bergerak di bisnis penginapan online, ternyata mengalami kerugian besar. Mereka dilaporkan kehilangan 322 juta dolar AS dalam sembulan bulan pertama tahun 2019, praktis itu bisa jadi jalan terjal untuk go public

Perusahaan perjalanan bernilai miliaran dolar itu kehilangan uang selama sembilan bulan pertama tahun lalu, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal.

Laporan itu mengatakan Airbnb membukukan kerugian 322 juta dolar hingga September setelah menghasilkan keuntungan 200 juta pada tahun sebelumnya. Ia juga mengatakan bahwa sementara pendapatan perusahaan meningkat menjadi 1,65 miliar dolar pada kuartal ketiga, naik 400 juta dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Menjabat Sebagai Komisaris, Herjunot Ali Jajal Bisnis Startup Kuliner

Hal ini bisa memberikan jeda kepada investor, banyak dari mereka waspada terhadap bisnis tanpa jalur yang jelas untuk mendapatkan keuntungan setelah mengetahui perusahaan yang go public tahun lalu dengan hasil yang beragam dan WeWork membatalkan penawaran umum perdana.

Airbnb tampaknya menghadapi kenaikan biaya karena terus tumbuh, termasuk investasi 150 juta dolar dalam meningkatkan keamanan platformnya, serta peningkatan biaya overhead dan biaya penjualan dan pemasaran.

Perusahaan memiliki sekitar 3 miliar dolar dalam bentuk tunai, dan beberapa investor berpikir ia memiliki model bisnis yang lebih kuat daripada perusahaan seperti Uber dan WeWork, tetapi laporan lalu dapat ditarik kesimpulan perusahaan akan menghadapi tekanan besar untuk membuktikan keuangannya bertambah.

Baca juga: Infografis Tak Cuma Unicorn atau Decacorn, Ini 6 'Kasta' di Startup

Airbnb mengatakan tahun lalu pihaknya menjadi perusahaan publik sekitar tahun 2020, tetapi dari berbagai sumber lain mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa kemungkinan kuartal pertama paling berarti dan waktu dapat dipengaruhi oleh virus Korona.

Airbnb telah bekerja keras untuk mendapatkan perluasan di China, tetapi menurut  jumlah itu mungkin telah mencapai 80% tahun ini. Perusahaan telah menangguhkan pemesanan di Beijing dan mengizinkan pelanggan untuk membatalkan perjalanan secara gratis, tetapi tidak jelas seberapa signifikan wabah tersebut telah mempengaruhi bisnisnya. 

Meski kabarnya mengalami kerugian, pihak Airbnb menolak untuk mengomentari laporan dari The Wall Street Journal.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta

Terpopuler