
Pantau.com - Perkembangan yang terjadi di seputar wabah radang paru-paru berat sepertinya jauh lebih cepat daripada pergerakan virus korona jenis baru yang menjadi penyebab utama pneumonia itu sendiri. Kini China sudah mulai merasakan tanda-tanda keberhasilan upaya kerasnya dalam mengendalikan dan mencegah wabah bersandi COVID-19 itu.
Penambahan jumlah kasus baru, termasuk tingkat kematian dalam sepekan terakhir yang hanya dua digit, tidak seekstrim periode Januari-Februari 2020 yang sampai level tiga digit.
Hingga Minggu malam, jumlah kasus positif COVID-19 secara kumulatif tercatat 80.844 dengan penambahan sehari hanya 20 kasus baru. Jumlah kumulatif kasus kematiannya 3.199 dengan angka perubahan yang relatif sedikit, hanya 10 kasus. Sementara angka kesembuhannya mencapai 66.911 atau bertambah 1.370 kasus dalam sehari.
Sebaliknya China mendapatkan 111 kasus impor, baik yang dialami warga negara asing yang kembali ke China maupun warga negara China yang baru pulang dari berbagai negara, seperti Italia dan Iran. Tren positif inilah yang menjadikan beberapa pemerintah daerah di Provinsi Hubei mulai mengizinkan warganya kembali bekerja.
Baca juga: Duh! Bayi Baru Lahir di Inggris Positif Terkena Virus Korona
Dongfeng Honda Automobile Co Ltd, industri otomotif hasil patungan antara perusahaan China dan Jepang yang beroperasi di Wuhan, mulai mempekerjakan karyawannya lagi per 11 Maret 2020 atau 49 hari setelah Ibu Kota Provinsi Hubei yang menjadi episentrum COVID-19 ditutup total atau lockdown pada 23 Januari 2020.
Meskipun masih bersifat parsial, Dongfeng Honda merupakan perusahaan pertama yang diizinkan untuk kembali beroperasi di Wuhan sejak lockdown tersebut. Di Wuhan, selain bermitra dengan Honda hingga Dongfeng memiliki tiga unit pabrik, juga punya unit lain hasil patungan dengan raksasa otomotif dari Prancis Renault.
Dongfeng Honda merupakan perusahaan patungan terbesar di Wuhan yang mampu memproduksi 792.000 unit mobil senilai 135 miliar yuan atau sekitar Rp65,2 triliun selama 2019 sehingga bisa memberikan kontribusi pendapatan 54 persen ke salah satu zona industri di kota ekonomi terbesar kedelapan di China itu .
Perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 12.000 karyawan itu telah beberapa kali merencanakan operasi kembali, namun beberapa kali pula ditunda atas pertimbangan upaya-upaya pemerintah setempat mengendalikan virus yang membunuh ribuan nyawa warga setempat itu. Penundaan terakhir diumumkan pada 21 Februari sesuai instruksi pemerintah provinsi setempat bahwa pengoperasian kembali tidak boleh dilakukan sebelum 10 Maret.
Kenapa tanggal 10 Maret? Karena pada tanggal itulah Presiden China Xi Jinping melakukan inspeksi pertamanya di Kota Wuhan sejak lockdown 23 Januari.
Baca juga: Usai Jalani Tes, Donald Trump Dinyatakan Negatif Korona
- Penulis :
- Widji Ananta