Pantau.com - Presiden Donald Trump mengumumkan pembatasan perjalanan baru dari dan ke Eropa dalam upaya untuk memerangi penyebaran virus korona atau COVID-19.
Dalam pidato yang disiarkan langsung, Trump mengatakan semua perjalanan dari negara-negara Eropa akan ditangguhkan selama 30 hari ke depan.
"Untuk mencegah kasus baru memasuki negara kami, kami akan menangguhkan semua perjalanan ke Eropa," ujar Trump di Gedung Putih, dikutip BBC, Kamis (12/3/2020). "Aturan baru akan berlaku mulai Jumat tengah malam".
Sejauh ini, terdapat 1.135 kasus infeksi korona yang dikonfirmasi di Negeri Paman Sam itu, dengan laporan 38 kematian. WHO menyatakan bahwa virus korona kini sebagai pandemi global.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Peringatan Tsunami Jepang Kalah oleh Korona
Namun, ia mengatakan pembatasan "kuat tapi perlu" tidak akan berlaku untuk Inggris, di mana 460 kasus infeksi korona dikonfirmasi di negara itu.
Suami dari Melania Trump itu mengatakan, Uni Eropa telah gagal mengambil tindakan pencegahan yang sama dengan Amerika Serikat.
Pengumuman ini datang tidak lama setelah pidato Trump yang menetapkan larangan tersebut berlaku bagi siapa saja yang telah berada di wilayah bebas perbatasan Schengen UE dalam kurun waktu 14 hari sebelum kedatangan mereka di AS.
Ini menyiratkan bahwa Irlandia serta Inggris, dikeluarkan dari larangan tersebut, karena Irlandia bukan bagian dari negara Schengen. Sementara itu, Bulgaria, Kroasia, dan RUmania juga merupakan anggota Uni Eropa tanpa menjadi bagian dari wilayah Schengen.
Baca juga: Virus Korona Secara Global: 4.012 Jiwa Tewas dan 113.702 Terinfeksi
Trump mengatakan, penangguhan perjalanan juga akan berlaku untuk jumlah perdagangan dan kargo yang luar biasa yang datang dari Eropa ke AS.
Dia juga mengumumkan rencana untuk memberikan miliaran dolar dalam bentuk pinjaman kepada usaha kecil, dan mendesak Kongres untuk meloloskan langkah-langkah keringanan pajak dalam upaya untuk menghalangi dampak wabah korona terhadap ekonomi AS.
"Kami menyusun kekuatan penuh pemerintah federal dan sektor swasta untuk melindungi rakyat Amerika," katanya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi
