HOME  ⁄  Internasional

Paus Fransiskus Soal George Floyd: Kita Tak Bisa Menutup Mata pada Rasisme

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Paus Fransiskus Soal George Floyd: Kita Tak Bisa Menutup Mata pada Rasisme

Pantau.com - Paus Fransiskus angkat bicara soal kerusuhan di Amerika. Ia mengatakan rasisme tidak dapat ditoleransi dan kekerasan jalanan yang timbul merupakan penghacuran diri. Ia menyerukan rekonsiliasi nasional di Amerika.

Dalam audiensi mingguan, Paus yang berbicara dengan bahasa Inggris, membahas kekacauan di AS. Insiden aksi protes yang telah berlangsung selama lima malam di AS, yang dipicu oleh kematian seorang pria kulit hitam oleh polisi setempat

Dilansir ReutersPaus menyebut kematian George Floyd, seorang warga Afrika-Amerika berusia 46 tahun yang meninggal dunia setelah seorang polisi berkulit putih menekan lehernya dengan lutut selama sembilan menit itu sebagai sesuatu yang "tragis".

Baca juga: Bukti Autopsi Independen Ungkap George Flyod Tewas Akibat Cekikan

Fransiskus mengatakan ia berdoa untuk semua orang yang meninggal dunia akibat dosa rasisme, termasuk Floyd. "Teman-temanku, kita tidak bisa menenggang atau menutup mata terhadap rasisme dan pengucilan dalam bentuk apa pun, namun menyatakan untuk membela kesucian setiap kehidupan manusia," kata Paus Fransiskus, Rabu (3/6).

"Pada saat yang sama, kita harus mengakui bahwa kekerasan dalam beberapa malam terakhir ini merusak dan menghancurkan diri sendiri. Tidak ada yang bisa diperoleh dengan kekerasan dan begitu banyak yang hilang," ia melanjutkan. Paus meminta warga Amerika memohon kepada Tuhan untuk rekonsiliasi nasional dan perdamaian yang didambakan.

Presiden AS Donald Trump mendapat kecaman dari para pemimpin Kristen yang mengkritiknya karena menggunakan simbol agama sebagai latar belakang untuk berfoto. Mereka mengutuk pemindahan paksa para demonstran damai di dekat Gedung Putih pada Senin, agar Trump dapat difoto dengan pose memegang Alkitab di depan sebuah gereja Episcopalian.

Baca juga: 140 Ribu WNI di AS Aman di Tengah Aksi Protes Kematian George Flyod

Pada Selasa, umat Katolik memprotes ketika Trump melaju ke kesempatan berfoto di sebuah tempat suci yang didedikasikan untuk Santo Paus Yohanes Paulus II.

Uskup Katolik Roma di Washington Wilton Gregory mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Yohanes Paulus tentu saja tidak akan membiarkan penggunaan gas air mata dan penghalang lainnya untuk membungkam, membubarkan, atau mengintimidasi mereka hanya untuk kesempatan berfoto di depan tempat ibadah dan perdamaian.

Gregory, yang berkulit hitam, mengkritik para pengelola tempat suci itu, dengan mengatakan "membingungkan dan tercela bahwa fasilitas Katolik mana pun akan membiarkan dirinya disalahgunakan dan dimanipulasi dengan cara yang sangat mengerikan".

Penulis :
Noor Pratiwi

Terpopuler