Pantau.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah yang dipicu oleh coronavirus di China sebagai keadaan darurat global pada hari Kamis, 30 Januari 2020, waktu setempat.
Dekarasi ini datang setelah jumlah kasus meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam seminggu, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 213.
Dilansir Al Jazeera, angka ini berkembang ketika komisi kesehatan China melaporkan pada hari Jumat (31/1/2020) bahwa kasus korona dikonfirmasi telah menginfeksi 9.692. Sementara itu, 102.000 orang lainnya berada di bawah pengamatan medis dengan kemungkinan gejala penyakit pernapasan.
Baca juga: China Hukum Pejabat yang Ogah Turun Perangi Penyebaran Virus Korona
Badan kesehatan PBB mendefinisikan keadaan darurat internasional sebagai "peristiwa luar biasa" yang merupakan risiko bagi negara lain dan memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.
China pertama kali memberi tahu WHO tentang kasus virus baru pada akhir Desember. 18 negara lain sejak itu melaporkan kasus infeksi korona, ketika para ilmuwan berlomba untuk memahami bagaimana sebenarnya virus itu menyebar dan seberapa parahnya.
Para ahli mengatakan ada bukti signifikan bahwa virus ini menyebar di antara orang-orang di China dan telah mencatat dengan contoh yang memprihatinkan di negara-negara lain - termasuk Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan dan Vietna - di mana ada juga kasus terisolasi dari penularan dari manusia ke manusia.
Baca juga: Infografis Ini 4 Fakta Terbaru Virus Korona yang Dikeluarkan WHO
Berbicara kepada wartawan di Jenewa, direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mencatat penyebaran virus yang mengkhawatirkan antara orang-orang di luar China. "Alasan utama deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di China tetapi karena apa yang terjadi di negara lain," katanya.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi virus ini menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah yang tidak siap untuk menghadapinya."
Ia menegaskan bahwa deklarasi ini bukan merupakan mosi tidak percaya di Tiongkok. "Sebaliknya, WHO terus memiliki kepercayaan pada kapasitas China untuk mengendalikan wabah."
- Penulis :
- Kontributor NPW
