
Pantau.com - Musim ini Liverpool masih menguasai puncak klasemen sementara dengan koleksi poin sempurna dari delapan pertandingan. The Reds –julukan Liverpool– unggul delapan poin dari rivalnya, Manchester City yang ada di posisi kedua.
Keadaan saat ini tentu saja mendukung Liverpool untuk mengakhiri kutukan 29 tahun tanpa trofi Premier League. Liverpool kini tengah berada dalam penampilan terbaiknya, lantas tentu saja mereka ingin kutukan berakhir pada Mei 2020.
Namun, tim asuhan Jurgen Klopp tetap harus berhati-hati, karena musim lalu mereka gagal menjadi juara meski mencatatkan poin terbanyak (97 poin) sepanjang sejarah tampil di Premier League.
Berikut 4 alasan bagi Liverpool untuk jadi kampiun Premier League musim ini, dikutip dari Sportskeeda, Selasa (15/10/2019).
1. Miliki Awal Musim yang Luar Biasa
Liverpool ketika mengalahkan Leicester City. (Foto: Reuters)
Liverpool memulai Premier League musim ini dengan luar biasa. Kemenangan 100 persen dari delapan pertandingan membuat peluang mereka keluar sebagai juara semakin besar. Raihan poin sempurna tersebut menunjukkan tekad kuat The Reds - julukan Liverpool- untuk mengakhiri kutukan di Liga Inggris selama ini.
Pasukan Jurgen Klopp tak terkalahkan bukan karena 'Dewi Fortuna' memihak mereka, tetapi karena mereka tampil ciamik. Pertahanan Liverpool jadi yang paling sedikit kebobolan dengan catatan enam gol dengan dua clean sheet, hal ini semakin luar biasa karena dilakukan ketika Alisson Becker cedera.
Sementara untuk lini depan, Liverpool begitu tajam dengan catatan 20 gol yang sebagian besar dibuat oleh Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino. Performa Liverpool diperkirakan belum akan menurun.
2. Performa Pesaing Tidak Konsisten
Manchester City. (Foto: Reuters)
Pada musim lalu, Manchester City merupakan tim yang menghancurkan mimpi Liverpool untuk menjadi jawara Premier League. Kali ini tim asuhan Josep Guardiola itu juga masih bersaing di papan klasemen.
Namun, Liverpool lebih diuntungkan pada awal musim ini karena performa Man City tidak konsisten. Performa The Citizen - julukan Man City- tengah naik-turun disebabkan lini pertahanan yang keropos usai ditinggal Vincent Kompany pergi.
Selain itu para pemainnya seperti Aymeric Laporte dan John Stones didera cedera. Krisis di lini belakang membuat Man City baru mencatatkan lima kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan. Kekalahan terasa lebih menyakitkan lagi, karena terjadi saat berjumpa tim semenjana seperti Norwich City dan Wolverhampton Wanderers. Man City diprediksi kesulitan mengimbangi laju Liverpool apabila tak tampil konsisten.
Baca juga: Tertinggal 8 Poin dari Liverpool, Guardiola: 'Santuy' Musim Masih Panjang
3. Premier League Wajib Jadi Prioritas Liverpool
Mohamed Salah jadi elemen penting dalam menjaga konsistensi permain Liverpool FC. (Foto: Reuters)
Kegagalan musim lalu memiliki dampak bagi Liverpool. Tak ayal, musim ini tim yang bermarkas di Anfield itu membuat skala prioritas agar trofi juara menjadi incaran utama mereka.
Bisa saja, Liverpool berhasrat mempertahankan gelar juara Liga Champions yang musim lalu didapatkan. Namun, tetap saja cita-cita mengakhiri dahaga 29 tahun tanpa trofi Premier League lebih menggoda.
4. Kejituan Jurgen Klopp
Jurgen Klopp. (Foto: Reuters)
Sejak ditunjuk pada 8 Oktober 2015, Jurgen Klopp berjanji membangun tim yang sanggup bersaing mendapatkan trofi dalam kurun waktu empat tahun. Tepat bulan ini, pria asal Jerman itu menempatkan dirinya selama empat tahun, perlahan janjinya telah menjadi kenyataan.
Liverpool telah mengoleksi dua trofi yakni Liga Champions dan Piala Super Eropa. Klopp bahkan hampir membawa Liverpool untuk menyudahi mimpi buruk di Premier League pada musim lalu, tetapi Man City menggagalkannya.
Lantas, pengalaman pahit membuat Liverpool musim ini menjadi tim yang lebih kuat dari sebelumnya. Secara perform, Klopp itu telah menciptakan konsistensi, itu dibuktikan dengan tetap menang meski bermain kurang bagus. Apabila hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin trofi Premier League bakal berada di kota Liverpool.
- Penulis :
- Kontributor RZS