Pantau.com - PT Bank Tabungan Negara atau BTN menargetkan tahun 2019 ini memiliki aplikasi teknologi finansial (financial tidak/fintech). Namun Fintech ini bukan untuk platform pembelian rumah hanya untuk platform pembiayaan kredit rumah subsidi.
Direktur Collection And Asset Management BTN, Nixon Napitupulu mengatakan alasannya yakni karena rumah subsidi sudah memiliki standarisasi bentuk bahkan bahan pembuatan rumah tersebut ditentukan oleh pemerintah.
"Karena rumahnya, juga modelnya, sudah more standardised rather than yang non-subsidi. Bahkan yang materialnya aja standardised, misalnya diameter besi itu juga ditentukan Kementerian PUPR. Luas ukuran, lahan, luas ukuran bangunan, dan sebagainya," ujarnya saat ditemui usai diskusi di kawasan Kuningan Timur, Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Baca juga: Ketua OJK Cerita Belanja di Platform e-Commerce, Tapi Belinya Kok
Ia mengatakan, fintech ini juga lebih menyasar pada kemudahan pembiayaan, sebab kalau untuk pembelian rumah kultur masyarakat Indonesia tetap terbiasa untuk melihat langsung.
"Apakah bisa di online kan, maybe yes may be not. Orang Indonesia mau akad aja masih bawa keluarganya, mesti bawa istrinya, karena akadnya mau beli rumah dia merasa ini event penting buat hidup dia," jelas dia.
Baca juga: Kemajuan Teknologi Sulit Diabaikan, Bos OJK: Kita Enggak Bisa Sendiri
Lebih lanjut kata dia, belum bisa dipastikan bagaimana risiko pembiayaan dengan fintech ini. Sebab model pembiayaan ini belum ada di Indonesia sehingga belum bisa diprediksi risiko-risikonya.
"Nah ini yang terus terang belum ketemu (risikonya). Kalaupun kita bikin fintech, someday lebih ke arah tabungan menurut saya pembiayaannya, mungkin online application-nya supaya lebih cepat prosesnya," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni
