Pantau.com - Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) menggelar pelatihan volunteer di Universitas Nasional, Jakarta pada 17-20 September 2018.
Ratusan volunteer yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa ini akan mendapatkan setidaknya empat materi pembelajaran.
Baca Juga: Jelang Asian Para Games 2018, Kemensos Beri Pelatihan Volunteer
Seperti efektif komunikasi, personal skill, e-ticketing, serta cara berinteraksi dengan para atlet disabilitas. Poin terakhir pun menjadi yang paling penting dalam pelatihan kali ini.
"Untuk training volunteer ini dibagi dua. Pertama general training, yang kedua dilakukan masing-masing divisi. General training itu mengajarkan materi-materi yang dibutuhkan, seperti efektif komunikasi, personal skill, e-ticket, dan yang paling penting bagaimana cara berinteraksi dengan disabilitas," kata Wakil Direktur Divisi Legal HR Volunteer, Rezza Dwi Brammadita.
Rezza mengatakan, INAPGOC sengaja memberikan bekal kepada volunteer untuk lebih memahami cara berinteraksi dengan para atlet disabilitas yang akan bertanding di Asian Para Games 2018. Oleh karena itu, dia menambahkan, pihak panitia mendatangkan langsung para trainer dengan kebutuhan khusus tersebut.
"Jadi mereka diajari materi bagaimana cara berinteraksi dengan disabilitas dan diajarkan langsung oleh disabilitas spesialis yang ada di Indonesia," lanjut Rezza.
Para volunteer Asian Para Games 2018. (Foto: Pantau.com/Reza Saputra)
Selain itu, Rezza mengungkapkan, para volunteer juga diberi bekal bagaimana memperlakukan para atlet disabilitas. Sebab, menurutnya, masyarakat Indonesia kerap keliru dalam memperlakukan para atlet disabilitas.
"Jadi para volunteer akan diuji coba juga. Misalkan disabilitas netra itu bagaimana cara berinteraksinya. Jangan asal menarik tangan mereka. Kalau pengguna kursi roda itu seperti apa," sambung Rezza.
Baca Juga: Polda Bali Siap Siaga Kawal Obor Asian Para Games 2018
Ratusan volunteer mulai mengikuti pelatihan hari ini. Dari 7500 yang sudah terdaftar, INAPGOC membaginya selama empat hari. Pihak panitia membaginya ke dalam 40 kelas dimana masing-masing diisi oleh 30 volunteer. Jadi, masing-masing volunteer akan mendapat pelatihan selama satu hari full.
Sementara itu, pelatihan volunteer dibagi dalam dua tempat. Selain Universitas Nasional, London School of Public Relation (LSPR) juga dipilih sebagai tempat pelatihan.
Namun, LSPR hanya menyelenggarakan pelatihan di hari terakhir, nantinya, di sana juga akan ada volunteer yang menyandang disabilitas untuk mengikuti pelatihan.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta
