
Pantau.com - Dalam sebuah video yang berdurasi 59 detik, delapan orang yang berpegangan tangan manyatakan janji setianya kepada Emir dan Kekhalifahan Muslim, dan mengatakan ISIS jauh dari kekalahan seperti yang dunia katakan.
Beberapa hari pasca serangan bom, dalam sebuah video yang dipublikasi secara online oleh ISIS, memperlihatkan spanduk kekhalifan di arena baru. Delapan orang yang mengklaim sebagai dalang penyerangan di Sri Lanka juga terlihat berjanji setia kepada kelompok teror. Video tersebut dirilis oleh agensi berita yang tertaut dengan ISIS.
Delapan orang anggota ISIS yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Sri Lanka. (Foto: CNN)
Masih banyak yang harus dipelajari tentang organisasi di balik serangan di Sri Lanka. Tetapi, para ahli kontraterorisme menyimpulkan satu poin; kelompok Islam kecil di Sri Lanka tak bisa melakukan serangan yang kompleks tanpa bantuan dari luar.
Melansir CNN, Senin (29/4/2019), Analis Kontraterorisme Bruce Hoffman dari Dewan Hubungan Luar Negeri mengatakan, serangan di Sri Lanka akan menjadi lompatan besar dalam organisasi dan kemampuan logistik untuk setiap kelompok ekstremis.
Menyelinap Pergi
Koresponden senior CNN Ben Wedeman yang berada di Baghouz di utara Suriah selama hampir dua bulan ketika ia melaporkan kekalahan ISIS mengatakan keraguannya bahwa banyak militan yang berhasil melarikan diri untuk kemudian melawan di hari mendatang.
"Menyusul dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menutup Baghouz, ada banyak kesempatan untuk melarikan diri. Pejuang SDF relatif kecil dan daerah yang butuh diamankan merupakan wilayah yang besar," katanya.
Ia juga mengatakan, banyak militan masih berada di Irak dan Suriah. Dengan melihat pemberontakan di tingkat rendah, seperti penyerangan dan pembunuhan terhadap pasukan pemerintah dan milisi Syiah di beberapa wilayah Sunni pada tahun ini.
Laporan PBB pada awal tahun juga mencatat bahwa jaringan tersebut sedang mendirikan struktur organisasi tingkat provinsi yang akan dicakup oleh pemimpin pusat.
Baca juga: ISIS Klaim Bertanggungjawab Atas Serangkaian Bom di Sri Lanka
Sumber intelijen mengatakan, beberapa anggota ISIS menyelinap melalui Iran ke Pakistan di Provinsi Balochistan dan ke Afghanistan. Propagandanya menununjukan bahwa ISIS memandang India sebagai wilayah yang menjanjikan dan bermaksud untuk memperparah ketegangan antar Muslim dan Hindu di negara itu.
Sementara itu, anggota lainnya telah pulang ke Yordania dan Arab Saudi, di mana terdapat serangan ISIS di hari yang sama pada serangan bom di Kolombo, Sri Lanka.
Jaringan ISIS di Libya mulai mendirikan kelompok sejak dikeluarkan dari kota pesisir Sirte dan telah melakukan beberapa serangan terhadap faksi Libya di tahun ini.
Di Filipina, kelompok pro ISIS memegang sebagian wilayah Kota Marawi selama lima bulan di tahun 2017; termasuk para pejuang asing.
"Indonesia, Malaysia, Mesir, Arab Saudi, dan Jordan, merupakan negara di mana pengungsi yang kembali menimbulkan ancaman yang signifikan," kata Aimen Dean, yang bergabung dengan Al Qaeda pada thun 1996 sebelum menjadi aset intelijen Inggris.
Pertempuran Anggota ISIS
Di luar pertempuran keras yang selamat dari kekhalifahan, ada banyak simpatisan ISIS didukung oleh radikalisasi online dan pengkhotbah ekstremis. Runtuhnya kekhalifahan mungkin telah mengurangi wilayah kekuasaan ISIS dan hal itu dibanggakan Presiden AS Donald Trump.
Pemimpin kelompok itu telah lama mempersiapkan untuk fase baru keberadaannya, kata juru bicara ISIS Abu Mohammed al-Adnani sebelum ia tewas dalam serangan udara. Ia juga mengatakan, hilangnya wilayah kekuasaan, tak akan mengakhiri kelompok tersebut.
"Kekalahan adalah kehilangan kemauan dan keinginan untuk melawan," katanya.
Baca juga: Klaim Terbaru ISIS, Rekor Tewaskan 69 Tentara Afrika dalam Sepekan
Fenomena Global
Dalam beberapa dekade terakhir, aksi terosisme meningkat di tingkat lokal maupun nasional. Pada 1998, Al Qaeda mengumumkan dirinya di panggung dunia dengan serangan di Afrika Timur diikuti dengan serangan 11 September di Amerika Serikat pada tiga tahun kemudian.
Usia jihad transnasional telah tiba. Jangkauan global terorisme sejak itu telah diberi makan oleh radikalisasi online, pesan terenkripsi, dan kemudahan perjalanan internasional.
Bruce Hoffman menggambarkan intoleransi agama dan ketegangan ada di mana-mana, apakah itu akan meningkatkan Islamphobia, seperti serangan pada Maret di dua masjid di Selandia Baru, peningkatan anti-Semitisme oleh negara Islam di Mesir, Suriah, dan Irak, atau serangan terhadap masyarakat Syiah oleh para ekstremis Sunni di Pakistan.
Itu adalah lingkungan di mana ISIS tumbuh subur. Serangnnya di Paris, Prancis pada 2015 misalnya, yang dirancang untuk menyalahkan sentimen anti-Muslim. Dimanapun sisa peimpin ISIS bersembunyi, mereka berharap permusuhan agama dinyalakan di Sri Lanka.
- Penulis :
- Noor Pratiwi