Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ketika Foto Jacinda Ardern Dimaknai Sumber Toleransi dan Kedamaian

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Ketika Foto Jacinda Ardern Dimaknai Sumber Toleransi dan Kedamaian

Pantau.com -  Foto Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, yang memeluk seorang perempuan Muslim setelah serangan masjid di Christchurch begitu populer di seluruh dunia.

PM Ardern dipuji atas tanggapannya yang kuat dan empatik terhadap pembantaian yang mengejutkan dunia bulan lalu. Kini, foto itu akan diabadikan sebagai mural di sebuah gudang terkenal Australia, di pinggiran utara Melbourne.

Lebih dari AUD11.000 terkumpul hanya dalam satu hari melalui penggalangan dana online untuk mural yang akan dilukis di Menara gudang Tinning Street setinggi 75 kaki, di wilayah Brunswick.

Baca juga: Kenapa Jacinda Ardern Begitu Disorot Pasca Penembakan di Christchurch?


Foto Jacinda Ardern ditampilkan di gedung tertinggi dunia di Dubai. (Twitter: @HHShkMohd)

Foto yang sama dari PM Ardern juga sempat ditampilkan di gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, bulan lalu, seperti dilansir ABC News, Jumat (26/4/2019).

Penyelenggara mural Melbourne mengatakan foto itu telah menjadi sumber toleransi, cinta, dan kedamaian di masa-masa yang memecah belah ini.

"Pelukan penuh [Jacinda Ardern] untuk komunitas Islam, dan pada kenyataannya semua warga Selandia Baru, sebagai bagian dari kesatuan yang tak pernah bisa dipecah-belah oleh kebencian, itu begitu indah dan kuat untuk disaksikan," kata kelompok yang dipimpin oleh Breathe Architecture di halaman penggalangan dana online tersebut.

Baca juga: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh

"Kami ingin pesan ini, momen ini, diingat. Kami ingin belajar darinya, kami ingin hal itu menopang kami, untuk memperkuat kami," tambahnya.

Penyelenggara mengatakan komunitas Brunswick adalah tempat dari banyak budaya dan agama yang terluka oleh teror Christchurch. Laman penggalangan dana online itu mengatakan pemilik gudang telah memberikan izin untuk melukis mural dan setuju untuk membayar listrik untuk meneranginya.

Seniman jalanan Loretta Lizzio, yang juga melukis mural besar di London dan Vancouver, diundang untuk melukis karya itu. Mural ini telah didukung oleh Pusat Islam Coburg.

Penulis :
Noor Pratiwi