Pantau.com - Matahari baru memancarkan sinarnya, jarum jam telah menunjukkan pukul 05.30 WIB. Namun, puluhan dokter dan polisi telah bersiaga di sekitaran Rumah Sakit Bhayangkara TK 1 R Said Sukanto atau yang lebih akrab dengan sebutan RS Polri Kramat Jati.
Di rumah sakit yang terletak di Jakarta Timur itu para dokter dan polisi berkumpul bukan untuk menyambut seorang pejabat yang akan datang. Melainkan menunggu kedatangan puluhan kantong jenazah yang berhasil dikumpulkan dari insiden jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 29 Oktober 2018.
Informasi insiden itu telah disebarluaskan ke seluruh anggota dan dokter. Sehingga dengan cepat, 60 orang berkumpul untuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu antemortem dan postmortem.
Baca juga: Tim DVI Polri Telah Mengidentifikasi 71 Korban Jatuhnya Lion Air
Sekadar informasi, data postmortem adalah data fisik yang diperoleh melalui identifikasi personal setelah korban meninggal, sedangkan antemortem adalah data-data fisik spesifik unik korban sebelum meninggal.
Sebelum terbagi menjadi dua kelompok itu, puluhan anggota itu menggelar rapat Antisipasi Evaluasi (Anev). Rapat itu bertujuan untuk menentukan siapa saja yang menjadi bagian antemortem dan postmortem.
"Dibagi 45 anggota menjadi bagian postmortem dan 15 anggota menjadi bagian antemortem," ucap Kepala Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Pol Edi Purnomo.
Meski telah bersiap sejak pagi, 'tamu' yang dinanti tak kunjung tiba. Hingga pagi berganti malam dan malam berganti pagi, beberapa kantong berwarna oranye akhirnya tiba.
Kantong jenazah korban Lion Air JT-610. (Foto: Pantau.com)
Klik next...
- Penulis :
- Adryan N
