
Pantau.com - Lebih dari 10 ribu warga Maroko meneriakkan "mampuslah Israel" saat turun ke jalan di Kasablanka pada Minggu untuk menentang keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pengunjuk rasa itu membawa bendera Palestina dan plakat bertuliskan "Al Quds (Yerusalem) ibu kota abadi Palestina". Sebagian besar kelompok Islam, dengan wanita mengenakan jilbab dan berbaris terpisah dari laki-laki.
Baca juga: Presiden Mesir Perintahkan Perbatasan Gaza Dibuka Selama Ramadan
Status Yerusalem adalah salah satu rintangan terbesar dalam mencapai kesepakatan perdamaian Israel dengan Palestina. Dengan dukungan luas dunia menginginkan Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967, sebagai ibu kota mereka.
Israel menganggap seluruh kota itu, termasuk bagian timur, yang dicaplok sesudah perang 1967 itu, sebagai ibu kotanya.
Pemerintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan batas akhir kota itu harus diputuskan oleh pihak bertikai tersebut.
Baca juga: Menlu Arab Desak Liga Arab Balas Negara yang Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem
Pada hari Amerika Serikat membuka kedutaan barunya, tentara Israel membunuh 60 pengunjuk rasa Palestina di dekat perbatasan Gaza. Israel mengatakan kekerasan itu dihasut oleh Hamas, yang memerintah Gaza. Hamas membantah tuduhan tersebut.
Unjuk rasa Kasablanka itu digalang gabungan empat kelompok, termasuk kelompok oposisi Islam al-Adl Wal Ihsan, yang dipandang sebagai kelompok oposisi paling kuat dalam hal mengumpulkan pendukung di jalan.
- Penulis :
- Widji Ananta