Pantau.com - Rapat pleno Partai Golkar memutuskan akan mengganti kursi Wakil Ketua MPR Mahyudin dengan Titiek Soeharto.
Namun, Mahyudin justru 'keukeh' tak ingin mundur dari jabatannya. Bahkan, dirinya 'pede' tidak akan diturunkan lantaran tak ada alasan kuat dari partai berlambang pohon beringin itu
"Namun demikian apakah nanti keputusan itu bisa ditindaklanjuti ya soal lain. Karena di UU MD3, UU Nomor 17 Tahun 2014 itu, pimpinan MPR bisa diganti kalau dia mengundurkan diri, meninggal dunia atau berhalangan tetap. Itu tidak ada klausul lain pergantian itu," ujar Mahyudin saat dikonfirmasi awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/2/2018).
Menurutnya, ia hingga kini ia tidak pernah melakukan sesuatu hal yang bertentangan dengan Undang-Undang.
"Saya tidak ada agenda mengundurkan diri. Saya kira di pimpinan MPR akan taat asas dan taat hukum dan UU. Saya sangat percaya di MPR tidak melanggar UU. Tidak akan ditindaklanjuti," ungkapnya.
Dia menduga, rotasi Pimpinan MPR itu dilakukan karena dirinya memiliki perbedaan pandangan politik dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Sementara hingga siang ini, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan (Zulhas) belum menerima surat dari Fraksi Golkar terkait permintaan pergantian tersebut. Akan tetapi, Zulhas berencana untuk bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di kediamannya, di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan.
- Penulis :
- Dera Endah Nirani
