
Pantau - Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati meminta pemerintah menyiapkan program pengentasan kemiskinan ekstrem agar lebih fokus dan tepat sasaran.
Menurutnya, perhitungan yang dilakukan oleh Bank Dunia terkait tingkat kemiskinan di Indonesia masih menggunakan asumsi Purchasing Power Parity (PPP) sebesar 1,9 USD per kapita per hari.
Sedangkan saat ini, lanjutnya, Bank Dunia sudah menggunakan asumsi PPP sebesar 2,15 USD per kapita per hari.
Baca Juga: Komisi I DPR Sesalkan Kasus Korupsi BTS, Sebut Program Utama Pemerintah
"Jika menggunakan asumsi terbaru tentu angka kemiskinan ekstrem kita bertambah," kata Anis Byarwati di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Bank Dunia juga telah menaikkan ketentuan batas untuk kelas penghasilan menengah ke bawah (lower middle-income class) dari 3,2 USD menjadi 3,65 USD per orang per hari.
"Jika demikian, maka akan terlihat penduduk sangat rentan secara ekonomi akan dengan cepat jatuh di bawah garis kemiskinan," lanjutnya.
Baca Juga: Anggota DPR Minta BSI Lakukan Investigasi Terkait Serangan Siber
Ia juga mengingatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020–2024 menetapkan target penurunan tingkat kemiskinan antara 7 hingga 6,5 persen, atau 18,34 juta sampai 19,75 juta penduduk.
"Per September 2022, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai sebesar 26,36 juta atau 9,57 persen. Artinya, masih jauh dari target 7 persen," pungkasnya.
Menurutnya, perhitungan yang dilakukan oleh Bank Dunia terkait tingkat kemiskinan di Indonesia masih menggunakan asumsi Purchasing Power Parity (PPP) sebesar 1,9 USD per kapita per hari.
Sedangkan saat ini, lanjutnya, Bank Dunia sudah menggunakan asumsi PPP sebesar 2,15 USD per kapita per hari.
Baca Juga: Komisi I DPR Sesalkan Kasus Korupsi BTS, Sebut Program Utama Pemerintah
"Jika menggunakan asumsi terbaru tentu angka kemiskinan ekstrem kita bertambah," kata Anis Byarwati di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Bank Dunia juga telah menaikkan ketentuan batas untuk kelas penghasilan menengah ke bawah (lower middle-income class) dari 3,2 USD menjadi 3,65 USD per orang per hari.
"Jika demikian, maka akan terlihat penduduk sangat rentan secara ekonomi akan dengan cepat jatuh di bawah garis kemiskinan," lanjutnya.
Baca Juga: Anggota DPR Minta BSI Lakukan Investigasi Terkait Serangan Siber
Ia juga mengingatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020–2024 menetapkan target penurunan tingkat kemiskinan antara 7 hingga 6,5 persen, atau 18,34 juta sampai 19,75 juta penduduk.
"Per September 2022, BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai sebesar 26,36 juta atau 9,57 persen. Artinya, masih jauh dari target 7 persen," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas