
Pantau - Sektor hulu migas diyakini masih dibutuhkan di era transisi energi. Investasi hulu migas pun ditargetkan mencapai 15,5 miliar dolar AS atau setara Rp238,61 triliun pada 2023. Angka ini naik 26 persen dibandingkan tahun lalu.
Target tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global (6,5 persen) maupun rencana jangka panjang (long term plan/LTP). SKK Migas sebelumnya mematok target sebesar 13 miliar dolar AS.
"Kami sangat yakin dan percaya bahwa sektor minyak dan gas akan tetap relevan, khususnya untuk gas akan memainkan peran lebih strategis dalam menyediakan keamanan energi untuk bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/9/2023).
Itu ia sampaikan dalam sambutannya saat pembukaan International Convention of Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Langkah selanjutnya, lanjut Dwi, bagaimana nantinya secara berkelanjutan meningkatkan produksi migas dan pada saat yang bersamaan juga mengurangi emisi.
"Implementasi dari IOG (Indonesian Oil and Gas) 4.0 sejak 2020 telah menunjukkan tanda positif dari dampak dengan kebijakan transformasi yang dilakukan oleh pemerintah yang akan membuka investasi-investasi penting seperti fleksibilitas dan fiscal term, perpajakan, dan lain-lain," ujar Dwi.
Ia mengatakan untuk mencapai target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari gas pada 2030, harus dilakukan aktivitas agresif seperti pengeboran sumur-sumur migas sampai dengan tahun 2025 ke atas.
"Namun demikian, untuk menarik lebih banyak Investasi lagi kita berkompetisi dengan negara-negara lain. Oleh karena itu, banyak pekerjaan yang perlu kita lakukan secara khusus terkait hukum, aspek kontraktual, dan meningkatkan eksplorasi," tuturnya.
SKK Migas mencatat saat ini, sektor hulu migas terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional guna memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional.
Di 2050, volume konsumsi minyak diperkirakan naik 139 persen, sementara volume konsumsi gas diprediksi naik 298 persen. Dukungan investasi diperlukan agar kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan migas bisa dilakukan secara masif. Iklim investasi di sektor hulu migas terus diperbaiki melalui pemberian insentif dan perubahan kebijakan fiskal.
SKK Migas menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan untuk memperbaiki iklim investasi hulu migas mulai menunjukkan dampak positif. Sejak 2021, investasi di hulu migas terus mengalami kenaikan. Pada 2022, investasi di hulu migas mencapai 12,3 miliar dolar AS atau naik 13 persen dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut tercatat 5 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global.
SKK Migas terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi. Gas bumi memainkan peranan penting sebagai sumber energi primer selama masa transisi menuju penggunaan energi bersih melalui pencapaian target net zero emission (NZE) 2060. Gas bumi juga dibutuhkan sebagai bahan baku untuk industri seperti industri baja, keramik, pupuk, petrokimia, dan industri lainnya.
Di sisi lain, SKK Migas juga menyatakan bahwa upaya pencapaian target produksi gas sebesar 12 BSCFD juga membutuhkan dukungan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Ketersediaan infrastruktur yang mampu menjangkau seluruh wilayah memungkinkan gas alam yang diproduksikan oleh lapangan-lapangan migas di Indonesia bisa terserap secara optimal untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Terlebih, SKK Migas juga mengungkapkan beberapa proyek strategis nasional dijadwalkan sudah mulai berproduksi sebelum 2030, yakni Tangguh Train 3, Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Abadi Masela. Dari ketiga proyek tersebut, total investasi mencapai 38,58 miliar dolar AS dengan penambahan produksi minyak sebesar 65.000 barel per hari dan gas sebesar 3.644 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin