HOME  ⁄  Ekonomi

Kewajiban Neto PII Indonesia Naik Jadi 262,9 Miliar Dolar AS pada Triwulan III/2025

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kewajiban Neto PII Indonesia Naik Jadi 262,9 Miliar Dolar AS pada Triwulan III/2025
Foto: (Sumber : Iluatrasi - Logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp/aa..)

Pantau - Bank Indonesia melaporkan Posisi Investasi Internasional Indonesia pada triwulan III/2025 mencatat peningkatan kewajiban neto hingga mencapai 262,9 miliar dolar AS.

Kenaikan Kewajiban Neto dan Pergerakan Aset Luar Negeri

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa kewajiban neto pada akhir triwulan III/2025 lebih tinggi dibandingkan posisi pada triwulan II/2025 yang sebesar 244,5 miliar dolar AS.

“Pada akhir triwulan III 2025, kewajiban neto tercatat sebesar 262,9 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan II 2025 sebesar 244,5 miliar dolar AS,” ungkapnya.

Kenaikan tersebut dipicu oleh meningkatnya posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan Aset Finansial Luar Negeri.

Posisi AFLN Indonesia naik terutama karena peningkatan valuasi pasar di beberapa negara penempatan aset.

Total AFLN pada akhir triwulan III/2025 mencapai 541,1 miliar dolar AS atau naik 0,7 persen quarter-to-quarter dari 537,3 miliar dolar AS pada triwulan II/2025.

Peningkatan AFLN ditopang oleh kenaikan harga emas, kenaikan harga saham global, serta meningkatnya nilai aset di sejumlah negara penempatan.

Pertumbuhan KFLN dan Dampaknya pada Ketahanan Eksternal

Posisi KFLN Indonesia juga mengalami kenaikan akibat meningkatnya investasi langsung dan investasi portofolio.

Total KFLN pada akhir triwulan III/2025 mencapai 803,9 miliar dolar AS atau naik 2,8 persen quarter-to-quarter dari 781,8 miliar dolar AS pada triwulan II/2025.

Peningkatan KFLN turut didorong oleh aliran modal asing yang mencerminkan terjaganya persepsi positif investor atas prospek ekonomi nasional.

“Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan harga saham di Indonesia,” ujar Ramdan.

BI menilai perkembangan PII triwulan III/2025 tetap terjaga dan mendukung ketahanan eksternal perekonomian.

Ketahanan tersebut tercermin dari rasio PII terhadap PDB pada triwulan III/2025 yang berada di tingkat aman yakni 18,3 persen.

Struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi instrumen berjangka panjang sebesar 93,1 persen yang sebagian besar berasal dari investasi langsung.

Ke depan, BI akan mencermati perkembangan ekonomi global yang berpotensi memengaruhi prospek PII Indonesia.

BI juga memperkuat bauran kebijakan melalui sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna menjaga ketahanan sektor eksternal.

Selain itu, BI terus memantau potensi risiko yang berkaitan dengan kewajiban neto PII terhadap perekonomian nasional.

Penulis :
Aditya Yohan