billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Data Penjualan Rumah AS Bikin Rupiah Siuman

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Data Penjualan Rumah AS Bikin Rupiah Siuman
Foto: Petugas menghitung jumlah lembaran rupiah. (Antara/Muhammad Adimaja)

Pantau - Nilai tukar rupiah ditengarai berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi pascadata ekonomi AS yang menunjukkan pelemahan. Hal ini terindikasi dari penjualan rumah tertunda dan indeks manufaktur The Fed Kansas yang sangat lemah.

Tercatat, indeks aktivitas manufaktur The Fed Kansas melemah ke posisi minus 13 pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar 12,0.

“Penguatan (rupiah) mungkin akan terbatas, mengingat investor masih akan mengantisipasi data penting inflasi PCE (Personal Consumption Expenditure) AS malam ini,” ujar Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong seperti dikutip Antara di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Prediksi index PCE AS diperkirakan naik 0,2 persen dibanding bulan sebelumnya.

Pada saat pasar menantikan data utama PCE yang akan dirilis hari ini, AS sedang menuju penutupan sebagian pemerintahan (partial government shutdown) yang dapat mempengaruhi rilis data ekonomi, sehingga memberikan sedikit visibilitas mengenai kinerja perekonomian. Senat AS terus melanjutkan rencana perjanjian pendanaan sementara yang diperkirakan akan ditentang oleh Partai Republik di DPR.

Kongres AS menghadapi tenggat waktu tengah malam pada Sabtu (30/9) untuk meloloskan anggaran baru guna menghindari goverment shutdown (penutupan pemerintahan). Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan yang terlambat.

Meninjau prospek perekonomian global terutama China, Lukman menilai mata uang tersebut masih terus menekan mata uang Asia dan Eropa. “Saat ini, prospek suku bunga AS lebih dominan,” ucapnya.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat 0,16 persen atau 25 poin menjadi Rp15.495 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.520 per dolar AS.

Penulis :
Ahmad Munjin