
Pantau - Sudah seharusnya Pemerintah Aceh membangun pelabuhan ekspor untuk hasil perkebunan kelapa sawit sebagai upaya menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tersebut. Penilaian itu datang dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) Aceh.
"DPRA dan Pemerintah Aceh harus memberikan perhatian serius terhadap potensi yang mendongkrak berbagai sumber penerimaan daerah dari kelapa sawit, maka perlu pelabuhan ekspor," kata Sekretaris Apkasindo Aceh, Fadli Ali, di Banda Aceh, Selasa (25/6/2024).
Dirinya mengatakan, salah satu upaya yang dapat dilakukan DPRA dan Pemerintah Aceh dalam meningkatkan PAD dari sektor kelapa sawit adalah dengan membangun pelabuhan ekspor di Aceh.
Sehingga aktivitas perekonomiannya langsung di Aceh, tidak lagi harus melalui pengiriman via pelabuhan Belawan Medan Sumatera seperti yang sudah berjalan selama ini, terutama dalam terkait ekspor CPO-nya.
“Kondisi ini lah yang membuat pendapatan daerah Aceh dari bagi hasil kelapa sawit masih rendah. Karena ekspor CPO nya masih dari pelabuhan Belawan," ujarnya.
Fadli menyampaikan, produktivitas sawit masyarakat Aceh sejauh ini dengan angka rata-rata 2.838 ton CPO/tahun. Maka, jika aktivitas jasa transportasinya juga di Aceh, dapat dipastikan pendapatan daerahnya juga bakal meningkatkan.
"Peningkatan pendapatan daerah dari sawit di Aceh akan meningkat signifikan bila pengiriman CPO diekspor dilakukan dari pelabuhan di Aceh," katanya.
Dirinya menjelaskan, Aceh masuk dalam 10 besar terluas perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tetapi, penerimaan DBH kelapa sawit untuk Aceh tidak masuk dalam penerima terbesar di Indonesia.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, pada 2023 lalu Aceh mendapatkan dana bagi hasil dari perkebunan sawit sebesar Rp33,2 miliar. Dan posisi itu tidak masuk dalam 10 besar daerah penerima terbesar. Sedangkan luas sawit di provinsi ini sekitar 565,135 hektare.
"Poin yang ingin kita tegaskan dalam hal ini bahwa potensi pendapatan daerah dari sektor perkebunan kelapa sawit di Aceh masih cukup besar. Karena itu perlu pelabuhan ekspor sendiri, dan tidak lagi di proses dari Sumatera Utara," demikian Fadli Ali.
- Penulis :
- Ahmad Munjin