
Pantau-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan yang sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon.
“Komitmen kami adalah menjadi bagian dari solusi. Karena itu, kami menetapkan strategi, inisiatif dan target-target dalam Sustainability Road Map SIG 2030 yang menjadi panduan perusahaan dalam transformasi menuju industri hijau dan berkontribusi mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan,” kata Direktur Operasi SIG Reni Wulandari dalam keterangan di Jakarta, Selasa (1/10/2024).
Reni menyampaikan SIG mampu menghadirkan produk inovatif dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini melalui penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan secara disiplin.
Perseroan mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi berkelanjutan, salah satunya diwujudkan dalam penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), limbah industri dan biomassa, yang menggantikan hingga 20 persen penggunaan bahan bakar fosil (batu bara) dalam proses produksi semen.
Baca juga: Semen Indonesia Pasok Beton LRT demi Ketahanan Konstruksi
Melalui inisiatif tersebut, SIG mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dalam produksi semen dan tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak memiliki nilai.
Reni mengatakan SIG mengambil langkah aktif dalam upaya transisi energi dengan mengimplementasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah operasionalnya. SIG menggunakan strategi Pengaplikasian solar panel dan optimasi gas panas buang melalui Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) untuk mempercepat penurunan emisi karbon.
"Pada tahun 2023, SIG mencatat peningkatan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif sebesar 1,65 juta ton di seluruh pabrik. Selain itu, SIG berhasil mengurangi emisi GRK dari cakupan 1 sebanyak 4,9 juta ton dibandingkan baseline tahun 2010, serta menurunkan emisi cakupan 2 sebesar 0,15 juta ton. Inisiatif ini mencerminkan dedikasi SIG dalam mendukung agenda perubahan iklim dan membantu membangun dengan lebih baik,” ujar Reni.
Selain itu, proses produksi semen di pabrik-pabrik SIG juga telah menerapkan sistem plant digitalization untuk optimalisasi dan meningkatkan efisiensi biaya produksi di antaranya melalui penggunaan plant optimizer yang telah diimplementasikan di beberapa pabrik.
Teknologi terapan yang dilakukan telah menghasilkan produk semen hijau yang diproduksi menggunakan material dan proses ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih rendah tetapi memiliki kualitas setara di kelas peruntukannya.
Semen hijau hasil karya SIG sejauh ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38 persen per ton semen lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional (OPC).
SIG juga memperkenalkan precise-interlock brick yang telah diaplikasikan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) sejalan dengan komitmen pengembangan semen hijau.
Produk tersebut merupakan inovasi produk turunan semen terbaru yang dinyatakan ramah gempa untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D) oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
SIG berkontribusi dalam menyediakan hunian berkelanjutan yang layak dan aman bagi masyarakat dengan kehadiran precise-interlock brick dan tentunya mendorong praktik konstruksi yang lebih ramah lingkungan.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan SIG akan mempercepat pencapaian target Net Zero Emission 2060 dengan meningkatkan operational excellence dan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di setiap tahapan proses produksi.
“Penggunaan energi bersih seperti panel surya diharapkan akan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target Perusahaan dalam menurunkan intensitas emisi CO2 cakupan 2 yang merupakan emisi tidak langsung dari penggunaan energi listrik seperti tertuang dalam Sustainability Road Map SIG, sehingga mampu meningkatkan kontribusi positif bagi program transisi energi Pemerintah,” ujar Vita. (Tubagus Rachmat).
- Penulis :
- Wira Kusuma