HOME  ⁄  Ekonomi

Literasi Tertinggal di 39,1 Persen, Pakar: Tanamkan Keuangan Syariah Sejak Dini

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Literasi Tertinggal di 39,1 Persen, Pakar: Tanamkan Keuangan Syariah Sejak Dini
Foto: Chief Actuary Officer, Prudential Syariah Rina Elvi Roza memberikan pemaparan pada program ”Taklim Manajemen Harta Syariah (TAMARASYA)” di Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Antara/Prudential Syariah)

Pantau - Menanamkan pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen keuangan syariah dinilai perlu dilakukan sejak dini dari keluarga. Ini dinilai penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air.

Saat ini, menurut pakar ekonomi Adiwarman Azwar Karim di Jakarta, Kamis (24/10/2024), jumlah masyarakat yang melek akan keuangan berbasis syariah masih sangat rendah. Terutama, jika dibandingkan dengan pemahaman akan produk dan layanan keuangan secara konvensional.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat Literasi Keuangan Syariah tercatat mencapai 39,11 persen, di bawah tingkat Literasi Keuangan Nasional dan Konvensional sebesar 65,43 persen dan 65,09 persen.

Sementara itu, tingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional yang mencapai lebih dari 45 persen.

Baca juga: OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Lingkungan Pondok Pesantren

Dikatakannya, adanya gap yang cukup besar antara literasi keuangan dan asuransi syariah dengan konvensional menunjukkan tantangan sekaligus peluang besar bagi industri agar mengupayakan peningkatan dan pemerataan literasi keuangan dan asuransi berbasis syariah di Indonesia.

"Sangat penting menanamkan pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen keuangan syariah dilakukan sejak dini dari keluarga," ujar konsultan keuangan syariah itu dalam kegiatan Taklim Manajemen Harta Syariah (TAMARASYA).

Menurut dia Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sebanyak 236 juta jiwa (84,35 persen dari total populasi Indonesia), tambahnya, memiliki potensi industri keuangan Syariah yang sangat besar.

Baca juga: Per Juni 2024, Total Aset Industri Keuangan Syariah Capai Rp2.756 Triliun

Chief Actuary Officer, Prudential Syariah Rina Elvi Roza menambahkan pentingnya membangun pemahaman akan manajemen keuangan syariah sejak dini dari keluarga, termasuk asuransi syariah.

Terkait hal itu, pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong literasi asuransi agar manfaatnya bisa menjangkau masyarakat lebih luas.

"Kami akan terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, untuk bersama-sama menjadi katalis pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia sekaligus mewujudkan kehidupan yang penuh berkah," imbuhnya.

Penulis :
Ahmad Munjin