HOME  ⁄  Ekonomi

Inikah Biang Kerok Longsornya Saham Trio Bank: BBRI, BBCA dan BMRI?

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Inikah Biang Kerok Longsornya Saham Trio Bank: BBRI, BBCA dan BMRI?
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Antara/Reno Esnir)

Pantau – Sejak September 2024, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) longsor parah. Kabar terkait Schroders Indonesia yang dilaporkan berencana melepas unit bisnis di Indonesia diduga jadi biang keroknya.

Tak pelak, kondisi itu membuat saham-saham di sektor perbankan secara keseluruhan berkubang di zona merah dan membebani laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jelang penutupan tahun 2024.

Lihat saja, saham BBRI melemah sebesar Rp1.435 (25,97 persen) dari Rp5.525 pada penutupan perdagangan Selasa (24/9/2024) ke Rp4.090 per unit saham pada penutupan Kamis (19/12/2024).

Begitu juga dengan BBCA yang turun sebesar Rp1.275 (11,64 persen) dari Rp10.950 pada penutupan perdagangan Senin (23/9/2024) ke Rp9.675 pada Kamis (19/12/2024).

Baca juga: Pemegang Saham Semringah, BRI Guyur Dividen Interim Rp20,46 Triliun

Nasib serupa dialami BMRI yang longsor Rp1.750 (23,56 persen) dari Rp7.425 pada penutupan perdagangan (24/9/2024) ke Rp5.675 per unit saham pada penutupan Kamis (19/12/2024). 

Setelah berkiprah lebih dari tiga dekade, kabar Schroders Indonesia melepas unit bisnis di Tanah Air mencuat. Publik pun tak dapat menahan rasa ingin tahunya soal bagaimana rekam jejak dan profil Schroders Indonesia, tak terkecuali eksposur investasinya terutama di saham-saham perbankan.

Mulai hadir di Indonesia pada 1991, PT Schroder Investment Management Indonesia merupakan manajer investasi yang juga bagian dari Scroders Plc.

Bermarkas di Inggris, mayoritas sahamnya adalah milik Grup Schroders, sebuah lembaga finansial di sektor manajemen investasi yang sudah ada sejak 1926.

Baca juga: BCA Kantongi Pertumbuhan Laba Bersih 12,8 Persen per September 2024

Per 30 Juni 2024, Schroders telah mengelola dana sebesar 773,7 miliar pound sterling, sebagaimana dikutip dari situs web Schroders, Kamis (19/12/2024).

Manajer investasi itu sudah tersedia di 38 lokasi secara global.Seiring dengan berjalannya waktu, Schroders Indonesia telah mengelola dana secara aktif. 

Per Juni 2024, Schroders Indonesia telah mengelola dana senilai Rp63,19 triliun untuk klien ritel ataupun institusi, seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan lembaga sosial. 

Produk reksa dana milik Schroders Indonesia, Schroder 90 Plus Equity Fund, didominasi oleh daftar saham blue chip, dari perbankan hingga perusahaan consumer, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hingga PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Baca juga: Kredit Segmen Ini Bantu Cetak Laba Bank Mandiri Rp42 Triliun di Kuartal III-2024

Dari segi komposisi aset per tanggal laporan, reksa dana saham mendominasi dengan besaran 90,88 persen; sedangkan pasar uang hanya 9,12 persen. 

Inilah rincian dan persentase aset dengan bobot terbesar dalam portofolio Schroders Indonesia, dilansir dari situs web resmi Schoders: 

  1. BBRI, dengan bobot 9,58 persen. 
  2. BBCA, dengan bobot 9,51 persen. 
  3. BMRI, dengan bobot 6,93 persen. 
  4. PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dengan bobot 6,69 persen. 
  5. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MYOR), dengan bobot 4,75 persen.
  6. ICBP, dengan bobot 4,19 persen.
  7. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dengan bobot 3,62 persen. 
  8. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dengan bobot 3,52 persen.
  9. PT Indosat Tbk (ISAT), dengan bobot 3,38 persen. 
  10. PT Astra International Tbk (ASII), dengan bobot 3,14 persen.

Baca juga: Per Juli 2024, Bank Mandiri Guyur KUR untuk UMKM Senilai Rp23,49 Triliun

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin

Terpopuler