
Pantau - Potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk rebound ditengarai masih terbuka lebar. Syaratnya, investor mendapatkan sinyal positif dari kebijakan ekonomi dan stabilitas politik Indonesia.
Pada perdagangan sesi I, Senin (24/3/2025) IHSG mengalami tekanan dengan koreksi 143,96 poin atau 2,30 persen ke posisi 6.114,22. Namun, pada sesi penutupan sesi II, pelemahan berkurang, tersisa 96,96 poin (1,55 persen) ke posisi 6.161.
"Investor akan sangat memperhatikan langkah-langkah pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi tantangan yang ada, agar kepercayaan pasar dapat kembali pulih," ujar Hendra Pengamat sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Penurunan IHSG, Ia menjelaskan mencerminkan adanya ketidakpastian yang terjadi di pasar modal Indonesia. Ini dipengaruhi oleh beragam faktor dari tingkat domestik maupun global.
Baca juga: IHSG ‘Bearish’ Menuju 6.000, Ada Cuan di 3 Saham dan 1 Reksa Dana
Sentimen negatif terhadap prospek ekonomi Indonesia semakin diperburuk dengan penurunan penerimaan pajak dan tingkat konsumsi masyarakat yang menurun. Itu selain pengaruh dari faktor musiman dan koreksi saham-saham besar.
Kondisi itu, sambung dia, menunjukkan, daya beli masyarakat semakin melemah. Ini berpotensi berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Investor pun lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi, sehingga menyebabkan pasar cenderung bergerak lebih rendah," ungkap Hendra.
Koreksi signifikan juga, kata dia, disebabkan oleh kondisi ekonomi makro yang melambat. Ini termasuk penurunan daya beli dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK). Semua itu memperburuk sentimen pasar.
Baca juga: Adies Kadir Optimistis Anjloknya IHSG Masih dalam Kendali
Rilis kebijakan ekonomi, Ia juga menyebutkan, seperti hasil konferensi pers Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) bank Himbara akan dapat mempengaruhi arah pasar saham dalam beberapa waktu ke depan.
"Jika IHSG tidak mampu bertahan di level psikologis 6.000, kemungkinan besar akan menguji level support di 5.800," ungkap dia.
Di atas semua itu, menurutnya, perkembangan pasar saham akan sangat bergantung pada respons pelaku pasar terhadap pengumuman yang akan datang. Begitu juga dengan kondisi ekonomi domestik dan global.
Pada Senin (24/3/2025) siang, BPI Danantara melangsungkan konferensi pers dalam rangka menyampaikan pengumuman strategis dan signifikan bagi perkembangan kelembagaan BPI Danantara Indonesia.
Baca juga: IHSG Anjlok, Pasar Ragukan Kebijakan Ekonomi Pemerintah
Dalam tiga hari ke depan mulai Senin sampai Rabu (26/3/2025), bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga akan melangsungkan RUPST. Mereka adalah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, serta Bank BTN.
- Penulis :
- Ahmad Munjin