HOME  ⁄  Ekonomi

Surga Tersembunyi Berbalut Tradisi di Berau, Kalimantan Timur

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Surga Tersembunyi Berbalut Tradisi di Berau, Kalimantan Timur
Foto: Lamin Guntur Ecolodge, Harmoni Wisata Alam dan Budaya Dayak di Ujung Timur Kalimantan

Pantau - Lamin Guntur Ecolodge yang terletak di Desa Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, menjadi perpaduan sempurna antara keindahan alam tropis dan kekayaan budaya suku Dayak Basap.

Destinasi ini menyuguhkan pemandangan pantai pasir putih, gradasi laut biru yang menyejukkan, dan batu karang besar yang menjadi ciri khas garis pantainya yang tenang.

Selain keindahan laut, pengunjung juga dapat menjelajahi Gua Kelelawar yang berada di balik rimbunan pepohonan dan menjadi rumah bagi ribuan kelelawar, lengkap dengan suasana dramatis dari cahaya alami yang masuk melalui celah bebatuan.

Gua ini memiliki cerita sejarah tersendiri, konon pernah digunakan sebagai tempat persembunyian penyelundup dari Tawau, Malaysia.

Meski perjalanan dari Samarinda menempuh jarak sekitar 453 km atau 13 jam via darat, keindahan Lamin Guntur sebanding dengan segala tantangan yang harus dilalui.

Jejak Ronald Lolang, Filosofi Arsitektur, dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Lamin Guntur Ecolodge dibangun oleh Ronald Lolang, seorang tokoh perfilman nasional pada era 1970-1980-an, yang ingin memperkenalkan keelokan tanah kelahirannya di Kalimantan Timur melalui pendekatan budaya.

Didirikan pada 2017, bangunan awal Lamin Guntur merupakan persembahan pribadi Ronald untuk istrinya, yang kemudian berkembang menjadi tempat wisata berbasis budaya.

Nama "Lamin" berarti rumah panjang khas Dayak, sementara "Guntur" merujuk pada kepala suku pertama Dayak Basap yang diangkat Raja Sambaliung, Guntur Moalam.

Bangunan-bangunan di Lamin Guntur dibuat dari kayu kelapa dan dihiasi ukiran Dayak yang menyimpan filosofi lokal, sekaligus menjadi elemen edukatif bagi wisatawan.

Dari beranda, pengunjung bisa menikmati laut Sulawesi dan semilir angin, menciptakan suasana damai yang menyatu dengan alam.

Pengelolaan ecolodge ini dikomandoi oleh Buyan, putra asli Dayak Basap, yang menjelaskan bahwa masyarakat lokal dilibatkan penuh dalam kegiatan operasional, pelayanan, dan pengembangan UMKM.

"Sejak awal pendiriannya, kami memiliki komitmen kuat untuk memberdayakan masyarakat lokal", ujar Buyan.

Kegiatan wisata yang ditawarkan juga kental nuansa tradisi, seperti pertunjukan seni Dayak, permainan rakyat seperti menyumpit dan egrang, hingga festival adat.

Lamin Guntur Ecolodge tidak hanya menjadi destinasi wisata favorit saat musim liburan, tetapi juga menjadi simbol pelestarian budaya dan harmoni antara manusia dengan alam.

Penulis :
Pantau Community