Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Penyaluran Bansos Akan Gunakan Data DTSEN yang Lebih Akurat

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Penyaluran Bansos Akan Gunakan Data DTSEN yang Lebih Akurat
Foto: Penyaluran Bansos Triwulan 3 Bakal Pakai DTSEN, Kemungkinan Mulai Mei 2025

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) triwulan ketiga tahun ini akan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai dasar.

Penggunaan DTSEN akan menghasilkan daftar penerima bansos yang berbeda dari sebelumnya karena berbasis data terbaru.

Gus Ipul menjelaskan, "Dengan DTSEN, dengan data yang terbaru. Ada, jadi ada yang exclusion error, ada yang inclusion error. Ada yang mereka keluar nggak dapat lagi, tapi ada yang sebelumnya nggak dapat akan dapat. Itu ada sekian persen juga".

Saat ini, Kementerian Sosial sedang mematangkan data penerima untuk memastikan akurasi dalam penyaluran bansos triwulan ketiga.

Kemensos bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menyasar keluarga miskin dan miskin ekstrem sesuai kategori desil 1 dan desil 2.

Verifikasi lapangan (ground check) dilakukan agar penerima benar-benar masuk dalam kelompok sasaran.

Penyaluran bansos ditargetkan dimulai secepatnya pada bulan Mei 2025.

Gus Ipul menyebut, "Nanti kita lihat ya sasarannya, kita tentukan setelah itu baru kita salurkan. Kira-kira ya kalau nggak Mei ya paling lambat Juni, tapi kemungkinannya Mei".

Evaluasi Penerima Bansos dan Dorongan Menuju Kemandirian

Data penerima bansos akan dievaluasi setiap lima tahun sekali untuk memastikan kelayakan.

Gus Ipul menekankan pentingnya pembaruan data dengan menyebut, "Kita evaluasi lima tahun, apakah masih layak atau enggak gitu. Jangan sampai menerima bansos 15 tahun, kan ada itu, bahkan ada yang 20 tahun. Ada itu, menerima Bansos sampai 20 tahun. Nah ini ada apa?".

Penerima bansos yang masih sehat dan produktif tidak semestinya terus menerima bantuan dalam jangka panjang.

Sebagai gantinya, mereka akan diarahkan ke program pemberdayaan seperti pelatihan usaha, bantuan modal, serta pelatihan kerja.

"Maka kita alihkan mereka ke program pemberdayaan, bantuan modal, bantuan pelatihan-pelatihan untuk manajemen usaha. Atau kalau mereka ingin kerja, ikut pelatihan pendidikan pelatihan kerja di Kementerian Tenaga Kerja atau di Kementerian-Kementerian lain. Jadi sebenarnya kita ingin mendorong mereka ini graduasi gitu lho".

Penulis :
Pantau Community