
Pantau - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk meredam dampak dari kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap pasar modal Indonesia.
Presiden AS Donald Trump diketahui menaikkan tarif terhadap produk asal Indonesia hingga mencapai 32%, memicu kekhawatiran di pasar keuangan.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga strategi utama untuk menjaga stabilitas pasar.
Diversifikasi Produk hingga IPO Berkualitas
Langkah pertama adalah diversifikasi produk dalam perdagangan saham.
" Kami melakukan diversifikasi mulai dari produk, termasuk structured warrant, single stock futures, hingga KBI kontrak berjangka asing "
Strategi kedua yaitu peningkatan likuiditas pasar serta penguatan infrastruktur teknologi informasi (IT).
Dengan infrastruktur IT yang lebih kuat, BEI menargetkan volume perdagangan dapat meningkat hingga tiga kali lipat.
Langkah ketiga adalah fokus pada peningkatan kualitas produk yang sudah ada, terutama dari sisi penawaran saham perdana atau IPO.
" Kita terus berusaha untuk makin banyak IPO-IPO yang berkualitas, dengan size (aset) yang cukup besar, di mana yang dikatakan lighthouse, yaitu market cap-nya yang atas Rp 3 triliun "
Kebijakan Darurat untuk Hadapi Ketidakpastian
Untuk jangka pendek, BEI juga menerapkan kebijakan darurat demi menjaga kepercayaan investor.
Kebijakan tersebut termasuk pembelian kembali saham (buyback) tanpa perlu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), penyesuaian batas auto rejection bawah (ARB), serta penerapan trading halt atau penutupan sementara perdagangan.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyebut kondisi pasar saat ini tengah berada dalam fase price discovery akibat tingginya fluktuasi global.
Menurutnya, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik dan global.
" Kondisi makro ekonomi yang kita yakini masih baik secara fundamental, emiten kita juga masih baik. Secara global adanya peningkatan risiko yang ditempatkan pada resiprokal tarif AS sehingga ini dinilai bisa memicu inflasi sehingga terbuka potensi untuk suku bunga lebih tinggi di AS dan ketidakpastian yang terjadi dari kondisi tersebut "
- Penulis :
- Pantau Community