
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti menegaskan pentingnya percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) guna memperkuat hubungan ekonomi bilateral dan menghadapi tantangan perdagangan global.
Dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Belanda, Michiel Sweers, di Jakarta, dibahas pula kerja sama potensial di sektor energi terbarukan, maritim, dan pertanian.
"Kami mengapresiasi kemajuan signifikan dalam perundingan serta mendorong Indonesia dan UE untuk mencapai kesepakatan substansial pada tahun ini," ungkap Dyah Roro Esti.
Sejumlah isu terkait ketentuan nontarif telah diselesaikan, dan saat ini perunding fokus pada penyusunan rancangan hukum.
IEU-CEPA dipandang sebagai solusi untuk menciptakan iklim bisnis yang lebih ramah dan menjaga kesejahteraan ekonomi jangka panjang.
Kekhawatiran terhadap EUDR dan Harapan Kolaborasi Hijau
Dyah Roro juga menyoroti implementasi European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang dinilai diskriminatif dan berdampak buruk pada petani kecil.
"Penundaan EUDR sangat kami hargai. Namun, hal itu tidak menjawab kekhawatiran utama kami, yaitu potensi dampak buruk, khususnya bagi petani kecil kami," tegasnya.
Michiel Sweers menyampaikan dukungan penuh terhadap penyelesaian IEU-CEPA dan menekankan pentingnya keberlanjutan dalam kebijakan Uni Eropa.
Ia juga menyambut baik penguatan kerja sama di bidang infrastruktur, pertanian, dan digitalisasi.
Perdagangan dan Investasi Bilateral Terus Meningkat
Total perdagangan Indonesia–Belanda pada 2024 tercatat sebesar 5,6 miliar dolar AS, meningkat 18,2 persen dibanding tahun sebelumnya.
Ekspor Indonesia mencapai 4,7 miliar dolar AS, sedangkan impor dari Belanda sebesar 982 juta dolar AS, menghasilkan surplus sebesar 3,7 miliar dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Belanda meliputi asam lemak monokarboksilat industri, kopra dan turunannya, bungkil dan residu, minyak sawit, serta alas kaki.
Sementara itu, impor utama dari Belanda mencakup karton daur ulang, perangkat penyimpanan, plastik daur ulang, pencukur rambut, dan pompa air.
Dalam hal investasi, Belanda menempati posisi ketujuh sebagai negara asal investasi asing langsung di Indonesia dengan nilai 800 juta dolar AS dari 2.571 proyek selama 2020–2024.
Total proyek investasi Belanda di Indonesia dalam periode tersebut mencapai lebih dari 10 ribu proyek dengan nilai total 6,5 miliar dolar AS.
- Penulis :
- Balian Godfrey