
Pantau - Pemerintah Kabupaten Bekasi terus memperkuat strategi untuk menjaga iklim investasi seiring status wilayah ini sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 7.500 perusahaan yang tersebar di berbagai kawasan industri.
Dari Rawa Menjadi Pusat Industri Nasional
Kabupaten Bekasi yang memiliki luas wilayah sekitar 1.225 kilometer persegi, dulunya merupakan daerah rawa dan ilalang, kini telah bertransformasi menjadi pusat industri terpadu yang menampung ribuan perusahaan nasional dan multinasional.
Perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di kawasan industri besar seperti MM2100, Lippo Cikarang, Jababeka, EJIP, Hyundai, GIIC, Kitic, Delta Mas, Marunda Center, Gobel, dan Bekasi Fajar.
Wilayah ini bahkan disebut hampir setara dengan Kota Shenzhen di Tiongkok dalam hal konsentrasi dan skala industri.
Pertumbuhan industri yang pesat ini didorong oleh kepercayaan investor serta konsistensi pemerintah daerah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi, menyatakan bahwa sektor industri memberikan dampak ekonomi yang besar serta menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemberdayaan Lokal dan Tantangan Industri Dinamis
Dedy menegaskan bahwa keberadaan industri di Kabupaten Bekasi telah membuka peluang kerja luas bagi masyarakat dan turut meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan ekonomi lokal.
“Industri mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan efek berganda bagi masyarakat,” ujarnya.
Namun, ia juga mengakui bahwa perkembangan industri yang sangat dinamis memunculkan tantangan baru yang harus diantisipasi dan ditangani secara sistematis oleh pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Bekasi berkomitmen untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri dengan penanganan dampak negatif yang mungkin timbul, demi menjaga keberlanjutan dan stabilitas iklim investasi di wilayah tersebut.
Ketergantungan pada sektor industri menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai basis pertumbuhan ekonomi yang kuat, sekaligus menuntut inovasi berkelanjutan dalam tata kelola pembangunan daerah.
- Penulis :
- Aditya Yohan