HOME  ⁄  Ekonomi

Skema KUR Baru untuk Petani Tebu Diapresiasi, Menteri Pertanian: Kini Mereka Bisa Bernapas Lega

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Skema KUR Baru untuk Petani Tebu Diapresiasi, Menteri Pertanian: Kini Mereka Bisa Bernapas Lega
Foto: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengikuti Rapat Koordinasi di Kemenko Perekonomian Jakarta (sumber: Humas Kementan)

Pantau - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas dukungan kebijakan pembiayaan petani tebu melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbaru yang dinilai memberikan ruang napas baru bagi petani plasma tebu di seluruh Indonesia.

Mentan: Petani Tebu Kini Lebih Mudah Akses Kredit

Amran menyebut kebijakan ini menjawab harapan petani yang selama ini mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan.

"Kami mewakili petani Indonesia. Terima kasih kepada Menteri Keuangan dan Menteri Koordinator Perekonomian. Luar biasa. Sekarang Insya Allah petani tebu plasma itu bernapas lega," ungkapnya.

Skema KUR yang baru tidak lagi menggunakan sistem akumulatif hingga Rp500 juta, namun memungkinkan petani mendapatkan kredit hingga plafon yang sama secara berulang, selama pembayaran sebelumnya lancar, tanpa langsung dialihkan ke kredit komersial.

"Jadi kreditnya itu plafonnya Rp500 juta dan ini bunganya enam persen. Dulu kan akumulasi Rp500 juta. Kalau dia sudah dapat Rp500 juta, berikutnya komersial. Sekarang kita buka," ia menjelaskan.

Dalam sistem baru ini, pabrik gula juga akan menjadi avalis atau penjamin kredit tanpa memerlukan agunan dari petani.

"Kemudian nanti pabriknya menjadi avalis. Kalau avalis tanpa jaminan. Tapi pabriknya bertanggung jawab. Nah ini memudahkan petani kita. Saya kira ini adalah kebahagiaan petani tebu seluruh Indonesia. Mereka sudah lama mengusulkan," ujar Amran.

Fokus Tebu dan Harapan Segera Implementasi

Kebijakan ini menjadi jawaban atas aspirasi petani yang telah lama mengusulkan perbaikan akses pembiayaan, khususnya di sektor tebu.

Pemerintah berharap skema ini dapat mendorong peningkatan kesejahteraan petani sekaligus produktivitas tebu nasional yang kini mencatat kenaikan produksi.

Produksi gula nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 2,46 juta ton, naik 8,57 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 2,27 juta ton.

Amran berharap implementasi kebijakan dapat segera dilakukan, mengingat musim tanam sedang berlangsung.

"Kebijakan ini untuk tebu dan komoditas lainnya, tetapi fokus tebu dulu. Nanti kita lihat perjalanannya dulu. Mudah-mudahan satu minggu ini selesai, dan bulan ini sudah bisa diterapkan. Karena sekarang musim tanam. Kita berharap bulan ini sudah jalan," jelasnya.

Ia juga menegaskan pentingnya penyederhanaan aturan dalam KUR yang selama ini menyulitkan petani.

"Kredit KUR itu harus disesuaikan. Kalau petani bayar lancar tiap tahun, kenapa tidak bisa ambil lagi? Harusnya tiap tahun bisa diakses tanpa akumulasi yang menghambat, karena saat ini setelah Rp500 juta, enggak bisa ngambil lagi, akumulasi. Nah ini kan menghambat," tegas Amran.

Sebagai bagian dari upaya swasembada gula, pemerintah menetapkan enam strategi utama, yaitu penguatan penyuluhan kepada petani, perbaikan pengelolaan kebun tebu, penyediaan sarana produksi, kemudahan akses pupuk, pengelolaan tanah dan irigasi, serta penetapan harga yang berpihak kepada petani.

Penulis :
Shila Glorya