
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan temuan lima jenis pupuk palsu yang beredar di pasaran dan berpotensi menyebabkan kerugian bagi petani hingga Rp3,2 triliun.
Pupuk palsu ini sangat merugikan, terutama bagi petani yang membeli pupuk menggunakan dana pinjaman dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Bayangkan, kalau pupuknya palsu, itu kerugian petani, baru kita temukan di lima (jenis) pupuk palsu (potensi kerugian petani) Rp3,2 triliun. Tapi, ini bukan Rp3,2 triliunnya, petaninya langsung bangkrut, ini pinjaman, pinjaman KUR," ungkap Amran.
Menurutnya, jika terjadi gagal panen akibat penggunaan pupuk palsu, petani terancam tidak mampu mengembalikan pinjaman dan mengalami kebangkrutan.
Mentan: Pemalsu Harus Dihukum, Petani Harus Dilindungi
Meskipun belum merinci lokasi serta jenis pupuk palsu yang ditemukan, Mentan memastikan bahwa para pelaku pemalsuan akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Ia menyayangkan masih adanya oknum yang menipu petani dengan menjual pupuk palsu dan menyebut tindakan tersebut tidak etis serta harus dibersihkan dari sektor pertanian Indonesia.
"Ini tegak, ini kita harus bereskan. Selama kami di pertanian, kami fokus, kami betul-betul ingin pertanian Indonesia berjaya," tegasnya.
Selama menjabat, Amran menekankan bahwa fokus utama Kementerian Pertanian adalah memajukan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Targetkan Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
Mentan juga menyampaikan komitmennya untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Kami ingin Indonesia menjadi lumbung pangan dunia seperti perintah Bapak Presiden (Prabowo Subianto)," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa upaya pembersihan praktik curang seperti pemalsuan pupuk merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri, dan berdaya saing global.
- Penulis :
- Aditya Yohan