
Pantau - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan belum memiliki rencana mendirikan Bank Umum Syariah (BUS) dalam waktu dekat, meskipun memiliki potensi besar untuk mewujudkannya. Fokus saat ini adalah memperkuat Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) yang ada di lingkungan persyarikatan.
Penguatan BPRS Jadi Langkah Strategis
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menjelaskan bahwa pendirian BUS memang banyak didorong oleh kalangan internal Muhammadiyah, namun masih terdapat sejumlah hal yang harus dipersiapkan.
"Meskipun demikian, mendirikan BUS untuk saat ini belum ada rencana walau desakan dari bawah atau dari kalangan anggota cukup kuat karena banyak hal yang harus dipersiapkan baik dari segi permodalan, jaringan, IT dan sumber daya manusianya," ungkapnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyurati PP Muhammadiyah untuk mendorong terjadinya merger antar BPRS yang berada di bawah persyarikatan.
Tujuan dari merger ini adalah membentuk satu entitas BPRS yang kuat, yang nantinya dapat menjadi cikal bakal berdirinya BUS Muhammadiyah.
Pada akhir Juni 2025, BPR Matahari Artadaya milik Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) resmi dikonversi menjadi BPRS Matahari atau Bank Syariah Matahari (BSM) setelah mendapat izin dari OJK.
Sebagai bentuk dukungan, PP Muhammadiyah melalui Surat Imbauan Nomor 124/HIM/I.0/C/2025 mengimbau seluruh unsur persyarikatan—termasuk Organisasi Otonom (Ortom) dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)—untuk menempatkan dana pihak ketiga (DPK) serta melakukan aktivitas keuangan di BSM.
PP Muhammadiyah juga mendorong unsur-unsur tersebut agar mengelola transaksi kelembagaan melalui BSM dan mendukung sosialisasi pengembangan BSM di wilayah masing-masing.
"Langkah ini diyakini akan membawa manfaat besar bagi Persyarikatan, masyarakat sekitar, serta pengembangan nilai-nilai ekonomi syariah yang inklusif. Bank ini diharapkan menjadi kemandirian ekonomi umat dan alat dakwah di bidang keuangan," ujar Anwar Abbas.
Dukungan OJK dan Target Konsolidasi Perbankan Syariah
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, membenarkan bahwa konversi BPR Matahari Artadaya menjadi BPRS Matahari telah mendapat izin resmi.
Menurut Dian, BPRS Matahari diharapkan menjadi perusahaan cangkang bagi konsolidasi BPRS Muhammadiyah lainnya, sebelum kelak ditingkatkan menjadi Bank Umum Syariah.
"Itu sebenarnya ganti nama dulu (menjadi BPRS Matahari), kemudian baru yang lainnya (BPRS lainnya bergabung). Nanti mudah-mudahan bisa begitu (BPRS Matahari menjadi perusahaan cangkang). Nanti mungkin sampai bank umum juga (diharapkan menjadi BUS Muhammadiyah)," ungkapnya.
OJK saat ini memang tengah mendorong konsolidasi sektor perbankan, termasuk di perbankan syariah.
Target jangka menengah OJK adalah terbentuknya 3 hingga 5 bank syariah hasil konsolidasi yang mampu menjadi pesaing Bank Syariah Indonesia (BSI).
Upaya konsolidasi ini bertujuan mempercepat pertumbuhan sektor perbankan syariah nasional, memperluas ekspansi usaha, serta meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah menjadi minimal 10 persen dari total industri perbankan.
OJK optimistis langkah ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kapasitas dan integritas industri perbankan syariah di Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf