
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyatakan bahwa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) menjadi peluang besar bagi produk Indonesia yang berorientasi pada ekonomi hijau dan berkelanjutan untuk memasuki pasar Eropa.
Menurut Dyah Roro, Uni Eropa merupakan pasar yang sangat mengedepankan prinsip sustainability, sehingga produk-produk seperti energi baru terbarukan (EBT) dan kosmetik berbahan organik memiliki potensi besar untuk diekspor.
"Ada beberapa produk unggulan yang bisa kita tingkatkan nanti ke Uni Eropa. (UE) Market yang sangat mengedepankan sustainability, jadi kalau di kita, ada energi terbarukan (EBT)," ungkapnya.
"Lalu kemudian produk-produk kecantikan juga bisa (terutama yang) menjunjung tinggi (penggunaan bahan/komposisi) organik atau (sejenisnya) juga bisa dimasukkan (dalam potensi ekspor ke UE)," ia menambahkan.
Produk Ekspor Unggulan Indonesia ke UE
Dyah Roro menjelaskan bahwa saat ini, alas kaki masih menjadi komoditas ekspor favorit Indonesia ke Uni Eropa.
Selain itu, produk furnitur juga dinilai memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan sebagai komoditas ekspor ke kawasan tersebut.
Ia berharap ke depan ekspor Indonesia ke Uni Eropa tidak hanya bertumpu pada komoditas tertentu, melainkan semakin beragam dan tetap menjunjung tinggi prinsip keberlanjutan.
Perjanjian IEU-CEPA, yang telah melalui proses negosiasi selama 10 tahun, dinilai sebagai langkah strategis di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Ini sudah menjadi tanda positif. Dengan melunaknya (Uni Eropa) berarti ada sebuah kompromi di dalam proses negosiasi yang harus kita apresiasi, dan semoga akan menjadi baik untuk negara Indonesia," jelas Dyah.
Kompromi Uni Eropa dan Potensi Perluasan Pasar
Dyah Roro juga menyoroti bahwa kesepakatan ini turut mendorong Uni Eropa untuk melunak terhadap Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), yang sebelumnya dikhawatirkan dapat menghambat ekspor produk pertanian dan kehutanan dari Indonesia.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso, yang menyebut bahwa sejumlah isu sensitif seperti EUDR kini menunjukkan pelonggaran dari pihak Uni Eropa.
Budi juga menambahkan bahwa Uni Eropa menunjukkan niat kuat menjalin kemitraan jangka panjang dengan Indonesia melalui kesepakatan ini.
Menurutnya, rampungnya IEU-CEPA membuka alternatif baru bagi perluasan pasar ekspor Indonesia ke kawasan Eropa.
"Dengan terbukanya akses pasar melalui IEU-CEPA, Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan ekspor ke kawasan Eropa," ungkap Budi.
- Penulis :
- Arian Mesa