HOME  ⁄  Ekonomi

Bank Indonesia Dalami Dampak Tarif Impor AS, Ekonom Ingatkan Risiko Transhipment

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Bank Indonesia Dalami Dampak Tarif Impor AS, Ekonom Ingatkan Risiko Transhipment
Foto: Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Juli Budi Winantya (tengah) (sumber: ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Pantau - Bank Indonesia (BI) menyatakan masih perlu dilakukan pendalaman terhadap dampak kesepakatan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen terhadap pasar keuangan Indonesia.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa negosiasi dagang tersebut memiliki implikasi terhadap neraca perdagangan, cadangan devisa, dan stabilitas pasar keuangan nasional.

"Terkait negosiasi, dampaknya terkait dengan neraca perdagangan, cadangan devisa, pasar keuangan seperti apa, tentunya kita masih perlu melakukan pendalaman", ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, penguatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri harus terus didorong melalui stimulus fiskal, kebijakan moneter, serta belanja pemerintah.

"Secara umum, dampaknya (tarif impor AS) ini akan positif, termasuk investasi akan membaik dan pasar keuangan akan membaik", ia mengungkapkan.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Peran Pemerintah

Pada triwulan II-2025, perekonomian Indonesia disebut ditopang oleh investasi nonbangunan serta kinerja ekspor yang menunjukkan tren positif.

Program-program unggulan pemerintah turut berkontribusi dalam mendukung laju pertumbuhan ekonomi tersebut.

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen di sepanjang tahun 2025.

Risiko Transhipment dan Upaya Pencegahan

Kepala Ekonom Bank Central Asia, David Sumual, mengingatkan bahwa peningkatan hubungan dagang dengan AS perlu dibarengi dengan pengawasan ketat terhadap praktik transhipment.

"Sebenarnya kan dari Amerika Serikat sendiri sudah ada semacam klausul kemarin di statement-nya Trump sendiri di Twitter-nya. Jadi kalau ada transhipment, selisihnya itu dibebankan ke kita. Jadi memang pastinya nanti harus ada aturan-aturan di dalam negeri untuk mencegah terjadinya transhipment itu", katanya.

Transhipment adalah kegiatan pemindahan barang dari negara lain ke Indonesia untuk kemudian diekspor kembali ke negara tujuan dengan menggunakan dokumen asal Indonesia.

David menjelaskan bahwa negara-negara yang terkena tarif tinggi dari AS, seperti Tiongkok, berpotensi melakukan praktik transhipment melalui Indonesia.

"Jadi ada kemungkinan transhipment itu dari yang peluang paling kuat mungkin dari Tiongkok gitu ya. Tapi negara-negara lain juga bisa memanfaatkan celah ini. Tapi sudah dijagain sebenarnya, dan kita dari dalam negeri mungkin harus ada semacam aturan juga untuk mencegah kejadian transhipment. Mungkin lewat pengawasan yang lebih baik lagi, lalu juga mungkin dari reward dan punishment-nya ya. Dari bea dan lain-lain", tuturnya.

Selain itu, David menilai bahwa kesepakatan tarif ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor ke AS dan menarik lebih banyak investasi dari negara tersebut.

Penulis :
Arian Mesa