HOME  ⁄  Ekonomi

DJPb Bali Dorong Diversifikasi Ekspor Hadapi Tarif 19 Persen dari AS

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

DJPb Bali Dorong Diversifikasi Ekspor Hadapi Tarif 19 Persen dari AS
Foto: Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bali Muhammad Mufti Arkan memberikan sambutan di sela Bali Fiscal Insight di Denpasar, Bali (sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bali menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor untuk mengantisipasi pengenaan tarif 19 persen oleh Amerika Serikat, yang dikenal sebagai tarif Trump.

Kepala DJPb Bali, Muhammad Mufti Arkan, menyatakan bahwa tarif tinggi dari AS membuat harga produk Bali menjadi tidak kompetitif.

"Ketika Amerika mengenakan tarif 19 persen maka ekspor Bali menjadi lebih mahal 19 persen," ungkapnya.

Berdasarkan perhitungan DJPb Bali, tarif baru tersebut dapat mengoreksi pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2025 sebesar 0,06 persen.

Perhitungan ini menggunakan pendekatan elastisitas permintaan, di mana kenaikan harga produk akibat tarif diyakini akan menurunkan permintaan di negara tujuan ekspor.

"Kalau permintaan turun, maka ekspor akan turun. Sedangkan ekspor merupakan komponen menghitung pertumbuhan ekonomi," ia mengungkapkan.

Ekspor Bali ke Amerika Serikat saat ini mencakup sekitar 20 hingga 30 persen dari total ekspor daerah.

Dengan porsi tersebut, DJPb Bali memperkirakan potensi koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 0,3 hingga 0,78 persen, sebelum dikompensasi oleh faktor lain.

Salah satu faktor penyeimbang adalah penurunan impor beras sekitar 14 persen di Bali, yang dinilai dapat mengurangi tekanan koreksi pertumbuhan.

"Maka kami perkirakan dampaknya menjadi lebih kecil lagi menjadi 0,06 persen. Mudah-mudahan ini bisa dan ini peluang untuk diversifikasi perdagangan, ekspor Bali jangan hanya ke Amerika Serikat saja," ujar Muhammad Mufti Arkan.

Dorongan Pemanfaatan Fasilitas Ekspor dan Impor

Muhammad Mufti Arkan juga mendorong para pelaku usaha, terutama yang bergerak di sektor ekspor-impor, untuk memanfaatkan berbagai insentif fiskal.

Beberapa fasilitas yang disebutkan termasuk kawasan ekonomi berikat serta Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil Menengah (KITE IKM).

Ia menilai pemanfaatan insentif tersebut dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk ekspor dari Bali.

Kontribusi Ekspor dan Target Pertumbuhan

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat bahwa selama periode Januari hingga Mei 2025, nilai ekspor barang dari Bali mencapai 242,7 juta dolar AS.

Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama dengan nilai ekspor sebesar 70,4 juta dolar AS atau 25,6 persen dari total ekspor.

Di sisi impor, Amerika Serikat juga mencatat nilai terbesar dengan 13,9 juta dolar AS atau hampir 20 persen dari total impor Bali yang mencapai 55 juta dolar AS.

BPS Bali juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan pertama tahun 2025 sebesar 5,52 persen.

Adapun target pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali untuk tahun 2025 ditetapkan sebesar 5,75 persen.

Penulis :
Shila Glorya

Terpopuler