
Pantau - Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Dispar Kepri) berkolaborasi dengan Nongsa Digital Park (NDP) dalam proyek pembuatan film animasi bertema Gurindam Dua Belas, karya sastra legendaris Raja Ali Haji, untuk memperkenalkan warisan budaya Melayu kepada generasi muda dalam bentuk digital.
Angkat Warisan Budaya Melayu ke Dunia Digital
Kepala Dispar Kepri, Hasan, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan upaya melestarikan sastra Melayu melalui pendekatan modern yang dapat diakses anak-anak dan masyarakat luas.
"Melalui penggarapan animasi ini, kami ingin mengangkat warisan budaya Melayu ke panggung digital," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa gagasan ini muncul dari arahan Gubernur Kepri Ansar Ahmad, yang menginginkan sosok Raja Ali Haji disampaikan secara edukatif dalam format animasi.
Film animasi Gurindam Dua Belas akan ditayangkan sebagai materi utama dalam pembukaan event Marine Culture pada pekan pertama November 2025.
Dalam kunjungan Dispar Kepri ke kantor NDP di Batam, kedua pihak membahas berbagai aspek teknis produksi, termasuk pemilihan antara format animasi 2D dan 3D, serta skema kerja sama tim produksi.
Akhirnya disepakati bahwa film animasi akan dibuat dalam format 2D dengan durasi dua menit.
"Dispar Kepri akan menyiapkan naskah, dubbing, dan storyboard. Sementara proses animasi akan digarap oleh tim NDP," jelas Hasan.
Edukasi Karakter Lewat Animasi Sastra Melayu
Bella, perwakilan dari tim animasi NDP, menyampaikan tahapan produksi animasi baik versi 2D maupun 3D secara komprehensif kepada pihak Dispar Kepri.
Ia menyatakan bahwa kolaborasi ini mencerminkan semangat pelestarian budaya melalui pendekatan kreatif dan teknologi digital.
"Dengan semangat melestarikan budaya melalui teknologi, animasi Gurindam Dua Belas diharapkan menjadi pintu masuk generasi muda untuk mengenal lebih dalam sosok Raja Ali Haji dan nilai-nilai luhur yang diwariskannya," ia menyampaikan.
Gurindam Dua Belas merupakan puisi lama yang terdiri dari dua belas pasal atau bait, ditulis oleh Raja Ali Haji, berisi nilai-nilai kehidupan, agama, sosial budaya, moral, dan pendidikan karakter.
Salah satu bait dari pasal pertama berbunyi:
"Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama."
Karya ini dikenal luas sebagai warisan sastra Melayu yang kaya akan kearifan lokal dan ajaran Islam, dan melalui animasi ini, diharapkan semakin dikenal dan diminati generasi muda.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf