billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kopi dan Kakao Jadi Andalan Ekonomi, Khofifah Tekankan Daya Saing Global Jawa Timur

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kopi dan Kakao Jadi Andalan Ekonomi, Khofifah Tekankan Daya Saing Global Jawa Timur
Foto: Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di Surabaya (sumber: ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)

Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan kopi dan kakao menjadi dua komoditas utama yang menopang ekonomi petani sekaligus memperkuat daya saing Jawa Timur di pasar global.

Kopi Jawa Timur Kuasai Pasar Ekspor

Khofifah menyampaikan hal itu dalam pembukaan Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di Surabaya.

"Dua komoditas ini tidak hanya menopang ekonomi petani tetapi juga memperkuat daya saing daerah di pasar global," ungkapnya.

Jawa Timur saat ini menempati posisi empat besar produsen kopi nasional dengan luas areal 122.623 hektare dan produksi mencapai 78.688 ton.

Kontribusi Jawa Timur terhadap ekspor kopi se-Jawa tercatat sebesar 87 persen.

Produksi kopi di Jawa Timur terbagi menjadi dua jenis, yakni robusta yang berkembang di dataran menengah hingga rendah, serta arabika yang tumbuh di dataran tinggi dengan potensi premium untuk ekspor.

Sejumlah sentra utama kopi tersebar di Bondowoso dengan Java Ijen Raung Coffee, Jember sebagai pusat penelitian kopi dan kakao (Puslitkoka), serta wilayah Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi.

Kakao dan Hilirisasi Produk Bernilai Tambah

Selain kopi, kakao juga menjadi andalan perkebunan Jawa Timur dengan areal 50.096 hektare dan produksi sebesar 23.599 ton.

Sentra kakao tersebar di Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Malang Selatan.

"Sejumlah daerah bahkan telah mengembangkan hilirisasi menjadi produk olahan cokelat bernilai tambah," ujar Khofifah.

Ia juga mengajak berbagai pihak untuk mendukung pengembangan kopi dan kakao, termasuk melalui JCFF yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia di Surabaya.

Menurutnya, JCFF merupakan strategic flagship event yang mempertemukan petani, UMKM, akademisi, dunia usaha, hingga wisata heritage dalam satu ekosistem.

"JCFF adalah ruang kolaborasi. Kita ingin kopi, cokelat, dan rempah Jatim tidak hanya berhenti sebagai komoditas, tetapi lahir menjadi produk bernilai tambah melalui riset, inovasi, dan teknologi," tegas Khofifah.

Dukungan Bank Indonesia

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti memastikan pihaknya siap mendukung pengembangan kopi, kakao, dan rempah di Jawa Timur.

Destry menegaskan Jawa Timur merupakan produsen utama kopi di Pulau Jawa dengan kontribusi 48 persen terhadap total produksi.

Optimalisasi produksi, lanjutnya, sangat diperlukan agar pertumbuhan ekonomi daerah bisa berkelanjutan.

" Kami ingin pertumbuhan ekonomi daerah berkelanjutan bukan hanya dinikmati perusahaan besar tetapi juga mengangkat pendapatan UMKM," kata Destry.

Penulis :
Arian Mesa