Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Didorong Stimulus Domestik dan Sentimen Global, IHSG Diproyeksikan Menguat Terbatas Hari Ini

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Didorong Stimulus Domestik dan Sentimen Global, IHSG Diproyeksikan Menguat Terbatas Hari Ini
Foto: (Sumber: Petugas melintasi layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/am.)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diproyeksikan berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Jumat, 12 September 2025, seiring kombinasi sentimen positif dari stimulus domestik dan pergerakan pasar global.

Stimulus Dana SAL Dorong Optimisme Pasar Domestik

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyatakan bahwa penguatan IHSG hari ini didorong oleh kebijakan pemerintah yang mengalihkan dana sebesar Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke sektor perbankan nasional.

Dana tersebut dialihkan dari Bank Indonesia (BI) ke enam bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), yakni Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Bank Syariah Nasional (BSN).

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance 7.600–7.900," ujar Nico.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa pengalihan dana dimulai hari ini, dengan tujuan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil serta mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Langkah ini dinilai mampu menambah likuiditas perbankan dan memberikan sentimen positif bagi investor di pasar saham.

Sentimen Global Perkuat Prospek Penguatan IHSG

Dari sisi eksternal, data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) bulan Agustus 2025 menunjukkan penurunan 0,1 persen secara bulanan, lebih rendah dibandingkan 0,7 persen pada Juli.

Secara tahunan, PPI juga melambat dari 3,1 persen menjadi 2,6 persen.

Sementara itu, Consumer Price Index (CPI) AS justru naik menjadi 0,4 persen (month to month) dari sebelumnya 0,2 persen, dan secara tahunan naik dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen.

Data ini akan menjadi bahan pertimbangan penting bagi The Federal Reserve (The Fed) dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16–17 September 2025.

Nico memprediksi, "Untuk bulan ini, posisi kami masih yakin bahwa The Fed masih akan memangkas tingkat suku bunga mereka sebanyak 25 bps."

Namun, ia menekankan bahwa jika inflasi terus meningkat, kemungkinan pemangkasan suku bunga hanya terjadi pada bulan ini saja.

Dari kawasan Eropa, European Central Bank (ECB) mempertahankan suku bunga di level 2,15 persen karena inflasi yang terkendali serta penurunan ketidakpastian ekonomi.

Pada perdagangan Kamis (11/9), bursa Eropa mencatat pergerakan bervariasi: Euro Stoxx 50 turun 0,49 persen, FTSE 100 turun 0,78 persen, DAX naik 0,38 persen, dan CAC Prancis naik 0,80 persen.

Sementara itu, bursa saham AS menguat, di mana Dow Jones naik 1,36 persen ke 46.108,00, S&P 500 naik 0,85 persen ke 6.587,47, dan Nasdaq naik 0,72 persen ke 22.043,07.

Kombinasi positif dari stimulus fiskal dalam negeri serta penguatan di pasar global diyakini menjadi pendorong utama potensi penguatan IHSG pada perdagangan hari ini.

Penulis :
Aditya Yohan