
Pantau - Deputi bidang Kreativitas dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif, Yuke Sri Rahayu, menyampaikan bahwa industri furnitur, kriya, dan desain interior menunjukkan pertumbuhan konsisten bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekspor.
Ekspor Furnitur Jadi Andalan Ekonomi Kreatif
"Berdasarkan data di Bea Cukai, dan BPS 2025, ekspor furnitur adalah terbesar kedua dalam subsektor kriya yang mencapai sekitar 12,2 persen, mengalahkan ekspor alat musik dan bagiannya, di mainan anak-anak, serta kertas," kata Yuke dalam acara pembukaan IFMAC dan WoodMac 2025 di JI-EXPO Kemayoran Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan pencapaian tersebut membuat Indonesia siap menjadi pusat inovasi industri kreatif di Asia serta menjadi powerhouse dalam ekspor furnitur.
Indonesia memiliki keunggulan berupa bahan kayu dan sumber daya alam melimpah, pasar domestik terbesar di Asia, serta pertumbuhan ekspor furnitur dan produk kreatif yang konsisten.
Untuk memperkuat posisi sebagai hub produksi dan inovasi furnitur, Kemenparekraf membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan global dalam bidang pengolahan kayu dan perangkat keras.
"Pemerintah meyakini bahwa keberhasilan sektor ini hanya dapat dicapai melalui kolaborasi hexahelix sinergi antar pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, media dan tentunya para investor," ungkap Yuke.
IFMAC WOODMAC 2025 Jadi Momentum Pasar Global
Pameran internasional seperti International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC), International Woodworking Machinery Exhibition (WoodMac), interzum Jakarta, dan International Hardware Fair Indonesia 2025 diharapkan menjadi momentum pembukaan akses pasar Indonesia ke Asia Tenggara dan dunia.
"Acara ini tidak sekedar pameran dagang tetapi juga menghadirkan bisnis matching, host buyer program, innovation showcase, hingga knowledge sharing yang akan memperkuat jejaring dan inovasi," ujar Yuke.
Pameran ini disebut sebagai ekshibisi terbesar di Indonesia untuk industri woodworking, furnitur, manufacturing, interior supply, dan hardware.
Yuke berharap IFMAC WOODMAC 2025, interzum Jakarta, dan IHFI tidak hanya menghasilkan transaksi antar perusahaan (Business to Business), tetapi juga mendorong peningkatan ekspor furnitur dan produk kreatif Indonesia, pertumbuhan investasi di sektor kriya, furnitur, dan interior supply, peningkatan kualitas SDM kreatif, serta penciptaan lapangan kerja baru.
"Semoga terlaksananya kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth perekonomian nasional," tutup Yuke.
Pameran IFMAC WOODMAC 2025 ke-12 resmi dibuka pada 24 September 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, dan berlangsung hingga 27 September 2025.
Platform perdagangan ini mempertemukan lebih dari 400 perusahaan peserta dari 23 negara dan diperkirakan dikunjungi 15.000 orang, menghubungkan industri furnitur global dengan pasar Indonesia yang sedang berkembang pesat.
Pameran juga menampilkan teknologi serta solusi terbaru dalam rantai nilai industri pertukangan kayu, mulai dari teknologi kehutanan hingga produk furnitur jadi.
- Penulis :
- Shila Glorya








