Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa tingkat optimisme pelaku usaha masih terjaga hingga September 2025, berdasarkan hasil pemantauan melalui Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang mencapai 69,6 persen, naik 1,5 persen dibandingkan Agustus 2025.
Optimisme Meningkat, Meski Sebagian Pelaku Usaha Melaporkan Perlambatan
Data IKI September mencerminkan bahwa 24,3 persen pelaku usaha memperkirakan kondisi usaha akan tetap stabil dalam enam bulan ke depan, meskipun angka ini turun 0,9 persen dari bulan sebelumnya.
Tingkat pesimisme justru menurun, dari 6,6 persen pada Agustus menjadi 6,1 persen pada September.
Namun, terdapat sedikit penurunan dalam aktivitas usaha:
- 31 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya membaik (turun 1,9 persen)
- 46,6 persen menyebut kondisinya stabil
- 22,4 persen menyatakan kondisi usaha memburuk (naik 2,2 persen)
Kemenperin mencatat bahwa pergerakan ini merupakan dinamika normal di tengah transisi ekonomi global, serta mencerminkan kehati-hatian pelaku industri dalam menyikapi pasar.
Didukung Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi yang Positif
Kemenperin menegaskan bahwa keyakinan dunia usaha tetap positif, ditopang oleh sejumlah indikator makroekonomi.
Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,12 persen (year-on-year) pada triwulan II 2025, sementara sektor Industri Pengolahan Nonmigas tumbuh lebih tinggi, mencapai 5,6 persen (yoy).
Sementara itu, realisasi investasi nasional selama semester I 2025 naik 13,6 persen, mencapai Rp942,9 triliun, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kinerja ini dianggap menjadi bukti bahwa fundamental ekonomi nasional tetap solid, meski dihadapkan pada ketidakpastian global.
IKK Turun Tipis, Namun Masih dalam Zona Optimis
Meski Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2025 mengalami penurunan tipis dari 118,1 poin (Juli) menjadi 117,2 poin, Kemenperin menyebut angka ini masih berada di atas ambang batas optimisme.
Dengan tren positif pada IKI dan kestabilan IKK, pemerintah optimistis dunia usaha tetap memiliki keyakinan dalam menghadapi kuartal akhir 2025, sembari terus mendorong kinerja sektor manufaktur dan iklim investasi yang kompetitif.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
