Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenperin Catat Lonjakan Kinerja Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil pada Pertengahan 2025

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kemenperin Catat Lonjakan Kinerja Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil pada Pertengahan 2025
Foto: (Sumber: Miniatur fasilitas pengolahan kimia menjadi plastik di Subang, Jawa Barat, Selasa (24/9/2024). ANTARA/Muzdaffar Fauzan..)

Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja sektor kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) menunjukkan lonjakan signifikan hingga pertengahan tahun 2025, didorong oleh penguatan struktur industri dalam negeri, peningkatan ekspor, serta dukungan kebijakan pemerintah yang konsisten.

Kontribusi Besar terhadap PDB dan Ekspor Nasional

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Sri Bimo Pratomo, menjelaskan bahwa sektor IKFT berkontribusi sebesar 3,82 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, menjadikannya motor penting bagi pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Subsektor bahan galian non logam mencatat kenaikan tertinggi sebesar 10,07 persen pada triwulan II tahun 2025, meningkat tajam dibandingkan triwulan I yang sempat turun 1,68 persen.

Sementara itu, industri farmasi dan obat tradisional tumbuh signifikan hingga 9,39 persen, naik dari 3,68 persen pada triwulan I dan 4,47 persen pada triwulan IV tahun 2024.

Industri kulit, barang kulit, dan alas kaki juga mengalami peningkatan dari 6,95 persen menjadi 8,31 persen pada periode yang sama.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor alas kaki (HS 64) pada Januari–Agustus 2025 mencapai 5,16 miliar dolar AS, naik 11,89 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai 4,61 miliar dolar AS.

Ekspor tekstil dan produk tekstil (HS 50–63) meningkat 0,24 persen menjadi 8,01 miliar dolar AS dari sebelumnya 7,98 miliar dolar AS.

Secara total, ekspor alas kaki dan TPT mencapai 13,17 miliar dolar AS, naik 4,51 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 12,59 miliar dolar AS.

Produk kimia (HS 38) juga memberikan kontribusi besar dengan nilai ekspor mencapai 6,12 miliar dolar AS.

Hilirisasi dan Daya Saing Industri Jadi Fokus

Hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2025 menunjukkan industri manufaktur masih berada di zona ekspansi dengan nilai 53,02 poin, mencerminkan pertumbuhan yang solid.

Selama tiga bulan terakhir, seluruh subsektor IKFT konsisten menunjukkan fase pertumbuhan positif.

Kemenperin terus mendorong penguatan sektor industri melalui kebijakan strategis yang meliputi peningkatan ekspor, menjaga ketersediaan bahan baku dan energi, serta optimalisasi kapasitas produksi.

Kebijakan hilirisasi terus diperkuat, terutama di industri kimia berbasis minyak dan gas serta bahan galian bukan logam, sementara penguatan basis ekspor untuk tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki menjadi prioritas utama.

“Tindakan strategis ini diharapkan dapat memperkuat daya saing industri nasional sekaligus mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” ungkap Sri Bimo Pratomo.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya kebijakan hilirisasi dan substitusi impor untuk meningkatkan nilai tambah serta kemandirian industri nasional.

Ia menyatakan bahwa pemerintah tidak hanya memperluas basis ekspor, tetapi juga memperkuat ketahanan pasokan bahan baku dalam negeri melalui kerja sama internasional dan penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi investasi industri.

“Capaian ini telah menunjukkan industri pengolahan nonmigas memiliki peran strategis dalam menjaga kinerja ekspor sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional,” tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan