
Pantau - PT Pindad menyambut kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke fasilitas produksi mereka di Bandung sebagai langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan industri pertahanan dalam negeri.
Direktur Utama PT Pindad, Sigit P. Santosa, menjelaskan bahwa kunjungan ini memberikan gambaran nyata kepada DPR mengenai potensi serta tantangan yang dihadapi industri pertahanan nasional.
"Harapannya, kunjungan ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai potensi dan tantangan serta dapat memberikan solusi atas hambatan yang dihadapi untuk mendorong industri pertahanan yang lebih kuat dan tangguh," ungkapnya.
PT Pindad menegaskan komitmennya kepada Komisi VII DPR RI untuk memenuhi kebutuhan militer nasional dan memperkuat kemandirian sektor pertahanan sebagai salah satu pilar utama keamanan negara.
Posisi Strategis Pindad dalam Ekosistem Pertahanan
PT Pindad telah secara resmi tercatat sebagai komponen pendukung dalam sistem pertahanan nasional.
"PT Pindad dalam hal ini memposisikan diri bukan hanya sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai ekosistem pertahanan yang berkomitmen mewujudkan kemandirian industri pertahanan melalui pengembangan kapabilitas dan teknologi. PT Pindad juga saat ini mendukung berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), hal ini menjadi upaya kami untuk memperkuat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) melalui Transfer of Technology dan Transfer of Manufacturing yang selalu kami libatkan di setiap prosesnya dalam rangka penguatan pertahanan kita," jelas Sigit.
Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII, Evita Nursanty, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk nyata dukungan DPR terhadap percepatan penguatan industri pertahanan nasional.
Ia menekankan bahwa kunjungan ini juga bertujuan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi industri pertahanan nasional untuk kemudian dicarikan solusinya melalui sinergi lintas kementerian dan lembaga.
"Hambatan yang akan ditemukan tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu kementerian, ini memerlukan sinergi lintas Kementerian/Lembaga," ia mengungkapkan.
Dukungan Pemerintah dan Holding Defend ID
Kunjungan kerja juga membahas isu-isu strategis dan posisi PT Pindad dalam agenda nasional menuju kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada tahun 2029.
"Kami melihat potensi PT Pindad sebagai tulang punggung khususnya di matra darat yang sudah berhasil memperkuat posisi Indonesia di pasar global melalui ekspor. Diharapkan ke depannya bisa lebih berkembang dan kemandirian industri pertahanan bisa tercapai," ujar Evita.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian, Junadi Marki, menyampaikan bahwa Indonesia kini menempati peringkat ke-13 dunia dalam sektor manufaktur berdasarkan nilai tambah tahun 2024 dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Komitmen Kemenperin terhadap industri pertahanan dilakukan dengan berbagai cara.
"Yaitu melakukan pemetaan sumber daya industri, melakukan penguatan kapasitas industri, melakukan penguatan rantai pasok industri serta mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri," kata Junadi.
Sementara itu, Direktur Utama Holding Defend ID, Joga Dharma Setiawan, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, DPR, dan pelaku industri dalam mendorong kemandirian pertahanan.
"Kunjungan Komisi VII DPR RI menjadi momentum penting untuk melihat transformasi yang sedang dijalankan PT Pindad sesuai dengan arah kebijakan holding. PT Pindad memegang peranan fundamental dalam ekosistem untuk menopang kebutuhan pertahanan, khususnya pada pengembangan alutsista darat dan industri hulu. Berbagai program strategis mulai dari pengembangan industri hingga peningkatan TKDN, memerlukan arahan dan dukungan baik penguatan kapasitas riset, kemudahan regulasi, serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri guna mempercepat kemandirian sistem pertahanan Indonesia," jelasnya.
- Penulis :
- Shila Glorya






