billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenhub Percepat Penggunaan SAF untuk Dekarbonisasi Penerbangan, Didukung Industri dan Lembaga Sertifikasi

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Kemenhub Percepat Penggunaan SAF untuk Dekarbonisasi Penerbangan, Didukung Industri dan Lembaga Sertifikasi
Foto: Sesi diskusi dalam Forum Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) Forum 2025 dengan tema “Sustainability: Indonesia’s Emission Reduction Ambition and the Benefits of SAF” pada 16 Oktober 2025 di Jakarta (sumber: Pertamina Patra Niaga)

Pantau - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mempercepat implementasi bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor aviasi nasional.

Langkah ini dikonfirmasi oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Sokhib Al Rokhman, yang menyatakan bahwa percepatan dilakukan melalui penguatan roadmap SAF, mekanisme pemantauan dan pelaporan emisi (MRV), serta penerapan skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) sesuai standar ICAO.

"Roadmap SAF, mekanisme MRV oleh operator, serta regulasi penerapan skema CORSIA telah disiapkan. Dengan sertifikasi sesuai ketentuan Ditjen Migas dan ICAO CORSIA, serta insentif yang proporsional, adopsi SAF di dalam negeri dapat dipercepat," ungkapnya.

Forum SAF 2025 Dorong Kolaborasi Lintas Sektor

Pernyataan tersebut disampaikan Sokhib dalam Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) Forum 2025 yang mengangkat tema "Keberlanjutan: Ambisi Pengurangan Emisi Indonesia dan Manfaat SAF".

Forum ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari sektor maskapai, industri pesawat, lembaga sertifikasi, hingga pemerintah.

Country Manager Indonesia Cathay Pacific Airways, Tony Sham, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemasok SAF berbasis minyak jelantah di kawasan Asia.

"Cathay Pacific menargetkan 10 persen pemakaian SAF pada 2030. Kolaborasi lintas pelaku menjadi kunci untuk mempercepat transisi ini," ia mengungkapkan.

Sementara itu, Senior Managing Director Boeing, Malcom An, menyampaikan bahwa Asia Tenggara memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan SAF secara mandiri.

"Minat untuk mengubah minyak jelantah dan limbah pertanian menjadi SAF terus meningkat. Kawasan ini bahkan berpotensi memproduksi lebih untuk diekspor," jelasnya.

Sertifikasi dan Peran Pertamina dalam Ekosistem SAF

CEO Qualitas Sertifikasi Indonesia, Ryanza Prasetya, menekankan pentingnya penerapan sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) CORSIA untuk menjamin integritas rantai pasok SAF.

Menurutnya, sertifikasi ini menjamin keaslian asal bahan baku, akurasi perhitungan emisi, dan ketelusuran proses produksi SAF sesuai standar global.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan bahwa forum ini merupakan bagian dari upaya memperkuat peran Pertamina dalam pengembangan energi bersih di sektor penerbangan.

Pertamina Group disebut telah memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku SAF melalui ekosistem terintegrasi yang mencakup proses pengumpulan, pengolahan, hingga distribusi.

Langkah tersebut diharapkan tidak hanya menurunkan emisi karbon, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi sirkular bagi masyarakat.

Penulis :
Leon Weldrick
FLOII Event 2025

Terpopuler