Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menkes Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Global untuk Akses Vaksin yang Adil di Forum DCVMN Bali

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menkes Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Global untuk Akses Vaksin yang Adil di Forum DCVMN Bali
Foto: (Sumber: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) bersama Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kiri) dan Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus (kanan) menyampaikan paparan bidang kesehatan di Jakarta, Jumat (17/10/2025). ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/agr (ANTARA FOTO/RENO ESNIR).)

Pantau - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk memperkuat ketahanan kesehatan dunia, khususnya dalam menjamin akses vaksin yang adil bagi seluruh negara, dalam sambutannya di 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting yang digelar di Bali, Rabu (29/10/2025).

Indonesia Dorong Produksi Vaksin Lokal dan Inovasi Global

Dalam pidatonya yang disampaikan secara virtual, Menkes Budi menekankan bahwa Indonesia terus memperkuat kemitraan regional dan global dengan berbagai pihak, seperti:

  • Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)
  • Gates Foundation
  • Organization of Islamic Cooperation (OIC)
  • ASEAN Vaccine Security and Self-Reliance

Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas kapasitas produksi vaksin lokal dan mendorong inovasi teknologi kesehatan di negara berkembang.

Menurut Budi, pandemi COVID-19 telah menjadi pelajaran penting karena memperlihatkan keterkaitan erat antara kesehatan dan ekonomi global.

Ia menyoroti keterlambatan distribusi vaksin pada awal pandemi sebagai bukti nyata perlunya produksi vaksin yang merata di berbagai wilayah.

"Negara berkembang memiliki potensi besar dan menjadi kunci masa depan industri vaksin global," ujarnya.

Penguatan manufaktur vaksin di negara-negara berkembang akan memberikan manfaat strategis seperti:

  • Kedekatan dengan pasar
  • Penguatan rantai pasokan global
  • Nilai jangka panjang yang berkelanjutan

Budi juga memuji kontribusi DCVMN dalam memperluas kapasitas produksi, adopsi teknologi baru, dan pembangunan kemitraan global yang inklusif.

Negara Berkembang Didorong Mandiri, APTF Siap Perkuat Afrika

Dalam forum yang sama, CEO African Pharmaceutical Technology Foundation (APTF), Padmashree Gehl Sampath, menyoroti tantangan besar yang masih dihadapi negara-negara Afrika, termasuk:

  • Akses vaksin yang terbatas
  • Pendanaan riset yang minim
  • Keterbatasan bahan baku
  • Infrastruktur manufaktur vaksin yang belum berkembang

"Saya ingin melihat cara-cara baru dalam pembiayaan, pengadaan vaksin, pembuatan vaksin, untuk menjembatani kesenjangan ini dan memastikan bahwa kita benar-benar memiliki kepastian pasar," kata Padmashree.

Saat ini, APTF sedang berada dalam tahap operasionalisasi, dan diharapkan akan berpartisipasi aktif dalam penguatan kapasitas manufaktur vaksin di Afrika pada forum DCVMN berikutnya.

Melalui pertemuan tahunan ke-26 ini, seluruh pemangku kepentingan sepakat bahwa ketahanan kesehatan global hanya dapat terwujud jika semua negara, khususnya negara berkembang, memiliki kemandirian produksi vaksin.

Dengan peran aktif Bio Farma sebagai salah satu anggota kunci DCVMN dan kolaborasi dengan berbagai mitra internasional, Indonesia berharap jaringan ini menjadi motor penggerak kerja sama nyata antarindustri dan antarnegara.

Tujuan utamanya adalah memastikan tidak ada bangsa yang tertinggal dalam perlindungan kesehatan global.

Penulis :
Aditya Yohan