billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menteri Yassierli Ajak Generasi Muda Perkuat Skill Dinamis Hadapi Tantangan Industri Masa Depan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menteri Yassierli Ajak Generasi Muda Perkuat Skill Dinamis Hadapi Tantangan Industri Masa Depan
Foto: (Sumber: Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dalam pembukan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Batch 5 dan Project Based Learning (PBL) Batch 3 di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (30/10/2025). (ANTARA/HO-Kemnaker RI))

Pantau - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengajak generasi muda Indonesia untuk memperkuat kompetensi yang dinamis dan relevan dalam menghadapi tantangan industri di masa depan.

Tantangan Dunia Kerja Semakin Berat

Dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat, Yassierli menyampaikan bahwa tantangan dunia kerja ke depan semakin berat karena industri kini membutuhkan tenaga kerja dengan kompetensi, sertifikasi, dan kemampuan berbahasa asing.

“Bekal kompetensi yang kuat akan menjadi kunci untuk bersaing di dunia kerja,” ungkapnya.

Pemerintah, lanjut Yassierli, terus mendorong penguatan sumber daya manusia yang kompeten dan adaptif terhadap kebutuhan industri melalui program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dan Project Based Learning (PBL) yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kementerian Ketenagakerjaan.

PBL, Inovasi Pelatihan untuk Cetak Problem Solver

Yassierli menjelaskan bahwa PBL merupakan inisiatif baru di bawah kepemimpinannya yang tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah.

“Disebut Project Based Learning karena peserta dilatih untuk menjadi problem solver. Misalnya ada proyek smart building atau smart farming, mereka bisa merencanakan, mengerjakan, dan menawarkan jasa atau solusi itu sendiri kepada perusahaan,” ia mengungkapkan.

Dengan pendekatan tersebut, Yassierli berharap para lulusan pelatihan tidak hanya siap diserap oleh industri, tetapi juga mampu mengembangkan inovasi serta membuka peluang kerja baru di masa depan.

“Kita ingin lulusan pelatihan tidak sekadar menunggu tawaran pekerjaan, tetapi justru bisa menawarkan jasanya. Misalnya, mereka bisa bilang ke perusahaan, ‘Saya bisa mengotomatisasi operasional gedung’ atau mengotomatisasi yang lainnya,” ujarnya.

Program pelatihan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat daya saing tenaga kerja nasional agar mampu beradaptasi dengan perubahan cepat di dunia industri global.

Penulis :
Ahmad Yusuf