
Pantau - Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Gunawan Benjamin, menyatakan bahwa pengembangan industri etanol di Indonesia tidak hanya menguntungkan pelaku usaha besar, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi masyarakat.
Dorongan Keterlibatan Petani dan UMKM
Gunawan menyebut industri etanol dapat membangkitkan kembali minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman bernilai ekonomi yang dapat dijadikan bahan baku etanol.
“Ada loh masyarakat yang kembali bergairah untuk menanam tanaman-tanaman yang menghasilkan, atau yang bisa dijadikan etanol,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah melibatkan petani dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam ekosistem industri etanol guna memperluas basis ekonomi lokal.
Selain itu, pengembangan industri ini diyakini mampu menciptakan stabilitas harga bagi sejumlah komoditas pertanian seperti tebu, singkong, dan jagung yang selama ini nilainya rendah.
“Jika etanol ditambah porsinya, maka kebutuhan impor energi kita itu akan berkurang. Ada alokasi anggaran yang bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif lainnya,” jelasnya.
Pentingnya Subsidi dan Pengawasan Pelaku Usaha
Pakar kebijakan publik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Fredick Broven Ekayanta, menyarankan agar pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat yang ingin memproduksi etanol secara mandiri.
“Kondisi geografis kita itu sangat mendukung untuk produksi etanol kan, apalagi masyarakat kita banyak petani di sektor pertanian dan perkebunan. Kalau pemerintah kasih subsidi secara masif bagi mereka, bisa kan, karena sumber dayanya ada di kita,” ujarnya.
Fredick juga mengingatkan agar pemerintah tidak membiarkan industri etanol didominasi oleh pelaku usaha besar.
“Jangan kemudian pemainnya itu pengusaha besar lagi, apalagi kalau dikerjakan dengan logika bisnis yang menurut saya business as usual,” ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







