Pantau - Pemerintah Indonesia dan Norwegia secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama perdagangan karbon melalui PT PLN dan Global Green Growth Institute (GGGI) dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) yang berlangsung di Belém, Brasil.
Implementasi Perjanjian Bilateral
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian bilateral antara kedua negara untuk mengoperasionalkan Pasal 6.2 dalam Paris Agreement.
"Perjanjian ini merupakan implementasi dari perjanjian antara pemerintah Norwegia dan Indonesia, yang secara sistematik dan cepat mengoperasionalkan artikel 6.2 atau perjanjian bilateral," ungkapnya.
Dalam kerja sama tersebut, GGGI akan membeli 12,5 juta ton CO2 yang berasal dari proyek-proyek energi terbarukan milik PT PLN.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN (Persero) Evy Haryadi menjelaskan bahwa pemerintah Norwegia turut memberikan dukungan finansial terhadap pelaksanaan proyek-proyek dekarbonisasi di Indonesia.
"Pemerintah Norwegia menyediakan pendanaan untuk mendukung proses dekarbonisasi," ia mengungkapkan.
Target Transaksi Karbon Nasional
Pemerintah Indonesia menetapkan target ambisius untuk transaksi perdagangan karbon hingga 90 juta ton CO2 dengan nilai mencapai Rp16 triliun selama pelaksanaan COP30.
Kegiatan Seller Meet Buyer digelar setiap hari di Pavilion Indonesia guna mencapai target tersebut.
Seller Meet Buyer merupakan forum yang mempertemukan penjual karbon, calon pembeli, serta investor untuk menjajaki potensi transaksi dan kerja sama lebih lanjut.
Indonesia menargetkan koneksi karbon dengan tindakan mitigasi karbon melalui berbagai proyek energi bersih, dengan komitmen awal sebesar 12,5 juta ton CO2.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Shila Glorya
