Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Restrukturisasi BUMN Dipercepat, Danantara Siapkan 21 Program Prioritas untuk Atasi Krisis Keuangan Perusahaan Milik Negara

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Restrukturisasi BUMN Dipercepat, Danantara Siapkan 21 Program Prioritas untuk Atasi Krisis Keuangan Perusahaan Milik Negara
Foto: Managing Director Danantara Febriany Eddy (tengah) dalam acara Coffee Morning Session Danantara Asset Management di Jakarta, Jumat 14/11/2025 (sumber: ANTARA/Bayu Saputra)

Pantau - PT Danantara Asset Management (DAM) menetapkan 21 program kerja prioritas sebagai strategi percepatan pembenahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengalami masalah keuangan dan operasional.

Fokus pada BUMN dengan Risiko Tinggi

Pemilihan program tersebut didasarkan pada tingkat urgensi dan risiko yang tinggi jika restrukturisasi ditunda.

"Kenapa sih yang 21 (program) ini yang dipilih untuk tahun ini? Itu yang urgent, important, yang memang kalau tidak dilakukan restrukturisasi tahun ini, maka tahun depan dia mungkin akan lebih sulit untuk diresolusasi. Jadi ada urgensi untuk segera dibantu tahun ini," ungkap perwakilan Danantara.

Proses restrukturisasi BUMN telah berjalan bertahap, dengan sebagian ditargetkan rampung tahun ini dan sisanya berlanjut ke tahun depan.

Langkah ini sejalan dengan rencana Presiden Prabowo Subianto yang akan memangkas jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi 200 perusahaan guna menghilangkan unit usaha yang tidak relevan dan berpotensi membebani keuangan negara.

Suntikan Modal Rp23,67 Triliun untuk Pemulihan Garuda Indonesia

Salah satu program strategis yang tengah dijalankan Danantara adalah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Danantara menyuntikkan modal sebesar Rp23,67 triliun untuk memulihkan kondisi keuangan dan operasional Garuda Indonesia Group, termasuk anak usahanya, Citilink.

Penyertaan modal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

Dari total dana tersebut, Rp8,7 triliun dialokasikan sebagai modal kerja Garuda, termasuk untuk perawatan armada pesawat.

Sementara Rp14,9 triliun dialokasikan untuk Citilink, terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun guna pelunasan tunggakan avtur periode 2019–2021.

Mayoritas dana difokuskan pada perawatan pesawat agar seluruh armada yang sebelumnya tidak beroperasi (grounded) dapat kembali digunakan secara bertahap.

"Transformasi Garuda bukan cuma sekadar transformasi neraca. Walaupun capital injection itu pada akhirnya, ada banyak series of corporate action juga ya kemarin. Jadi ada injeksi untuk Garudanya sendiri, kemudian ada juga ke Citilink untuk membayar utang penggunaan avturnya, kemudian ada juga inbreng lahan dari GMF Aero Asia," ia mengungkapkan.

Danantara menegaskan akan melakukan pengawasan ketat terhadap penggunaan dana restrukturisasi agar tepat sasaran, terutama bagi BUMN dengan tekanan finansial tinggi.

Penulis :
Shila Glorya