
Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa Perjanjian Perdagangan Preferensial Indonesia–Tunisia (IT-PTA) telah rampung dan dijadwalkan ditandatangani pada Januari 2026.
Cakupan Perjanjian dan Peluang Ekspor Indonesia
Dalam Strategic Forum bertajuk Perluasan Pasar Ekspor ke Peru dan Tunisia: Potensi, Peluang, dan Tantangan IP-CEPA dan IT-PTA, Mendag Budi mengatakan, "Sebenarnya, ini hanya masalah waktu saja, tapi perjanjiannya sudah selesai," ungkapnya.
Cakupan perjanjian meliputi pembukaan akses pasar barang, termasuk penurunan dan penghapusan tarif, serta pengaturan nontarif seperti standardisasi, anti-dumping, imbal dagang, prosedur kepabeanan, dan fasilitasi perdagangan.
IT-PTA membuka peluang diversifikasi dan perluasan pasar ekspor Indonesia ke kawasan Afrika Utara dan Mediterania.
Kinerja perdagangan Indonesia–Tunisia tahun sebelumnya mencatat total perdagangan sebesar 169,3 juta dolar AS, total investasi 1,1 miliar dolar AS, dan ekspor Indonesia meningkat 0,9 persen dibanding 2023.
IT-PTA diharapkan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Tunisia dan membuka peluang ekspor bagi UMKM melalui tarif preferensial.
Perjanjian ini juga akan memperkuat kerja sama bilateral dan menjadi landasan kerja sama perdagangan yang lebih luas.
Dorongan Pemanfaatan Perjanjian dan Kinerja Ekspor Nasional
Mendag Budi mendorong pelaku usaha memanfaatkan peluang dari setiap perjanjian dagang yang telah disepakati.
Ia menyampaikan, "Nah, kita ingin semua perjanjian, baik dengan Peru, Tunisia, atau dengan (negara) mana pun, itu harus segera dimanfaatkan dengan baik," ungkapnya.
Indonesia terus berupaya memperluas pasar global sejalan dengan komitmen terhadap keterbukaan perdagangan dan kerja sama ekonomi.
Beberapa perjanjian dagang internasional telah dibuat dengan Uni Eropa, Kanada, Eurasia, dan Peru.
Mendag Budi menyampaikan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Januari–Agustus 2025 meningkat 7,72 persen menjadi 185,13 miliar dolar AS.
Pada periode yang sama, Indonesia membukukan surplus perdagangan sebesar 29,14 miliar dolar AS sehingga mempertahankan surplus selama 64 bulan berturut-turut.
Mendag mengatakan, "Kita tunggu sampai Desember (tahun ini), mudah-mudahan (kinerja ekspor) tetap konsisten di atas 7,1 persen," ungkapnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti







